fbpx

Tumbuhan Lalapan Masyarakat Sunda

Screenshot (194)

Categories



Published

November 24, 2022

HOW TO CITE

Diana Hernawati

Universitas Siliwangi

Rinaldi Rizal Putra

Universitas Siliwangi

DOI: https://doi.org/10.55981/brin.453

Keywords:

Ethnobotany, Tumbuhan Lalap, Masyarakat Sunda

Synopsis

Pemanfaatan tumbuhan oleh manusia telah dilakukan sejak lama dan pengetahuan tentang cara memanfaatkan serta pengolahannya dilakukan secara turun temurun. Pemanfaatan tumbuhan dilakukan untuk berbagai keperluan, seperti untuk pengobatan, bahan pangan, keperluan sandang, membangun rumah, dan sebagainya. Pemanfaatan tersebut dilakukan semata-mata karena manusia menyadari bahwa tumbuhan memiliki potensi yang sangat besar sebagai penunjang hidup manusia yang tidak dapat dipisahkan sama sekali.

Masyarakat Sunda yang identik mendiami sebagian besar wilayah di Provinsi Jawa Barat telah sejak lama memanfaatkan tumbuhan terutama sebagai tumbuhan sumber pangan. Meskipun perubahan sturktur penduduk dan geografis banyak yang beralih dari pedesaan ke perkotaan, nyatanya kebutuhan masyarakat Sunda terhadap tumbuhan tetap tidak dapat tergantikan. Selain sebagai sumber pangan utama (seperti beras dan jagung), tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Sunda juga dimanfaatkan sebagai sayuran segar yang dikenal dengan istilah lalap (lalab).

Pemanfaatan tumbuhan sebagai lalap oleh masyarakat Sunda menjadi sebuah keunikan tersendiri, karena beberapa daerah di Indonesia, masyarakat Sunda menjadi salah satu yang secara dominan memanfaatkan tumbuhan tertentu untuk dikonsumsi secara langsung. Dukungan dari aspek geografis dan kondisi tanah yang subur menjadi salah satu faktor pendukung yang menjadikan keberadaan tumbuhan yang dapat dikonsumsi secara langsung sangat melimpah di Jawa Barat. Namun demikian, adanya pergeseran gaya hidup masyarakat Sunda ke arah modernisasi menjadi salah satu faktor yang sedikit demi sedikit mengikis pola kebiasaan masyarakat Sunda dalam mengonsumsi tumbuhan sebagai lalapan. Hal lainnya yang memengaruhi pola kebiasaan masyarakat Sunda modern dalam mengonsumsi tumbuhan sebagai lalap adalah faktor pembiasaan di lingkungan keluarga. Tidak semua keluarga pada masyarakat Sunda membiasakan pengonsumsian tumbuhan sebagai lalap untuk dihidangkan pada makanan sehari-hari. Oleh sebab itu, diperlukan suatu langkah penting dan strategis yang harus dilakukan agar pengetahuan mengenai berbagai jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai lalap ini diketahui dan dilakukan pembiasaan pengonsumsiannya oleh masyarakat Sunda modern.

Salah satu upaya penting dan strategis yang dapat dilakukan adalah melakukan inventarisasi dan mendokumentasikan serta meneliti berbagai potensi tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai lalap. Berbagai langkah yang dilakukan ini pada dasarnya mampu mendorong masyarakat Sunda modern khususnya para generasi muda dalam mengetahui dan memahami berbagai potensi tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai lalap, sehingga diharapkan dapat dijadikan sebagai modal untuk mengembangkan tumbuhan berpotensi lalapan ke arah yang prospektif. Mengingat, pengetahuan mengenai tumbuhan lalap adalah warisan leluhur masyarakat Sunda dalam menjaga kesehatan melalui pola konsumsi sehari-hari.

Universitas Siliwangi yang notabene merupakan perguruan tinggi negeri di Jawa Barat memiliki tugas dan tanggung jawab untuk ikut berkontribusi dalam melestarikan warisan leluhur masyarakat Sunda dalam memanfaatkan tumbuhan sebagai lalap. Warisan leluhur yang terdokumentasikan melalui buku Aneka Tumbuhan Potensi Lalapan Masyarakat Sunda ini, diharapkan masyarakat Sunda modern memiliki acuan informasi yang dapat digunakan untuk memanfaatkan tumbuhan lalapan sebagai upaya positif dalam membiasakan hidup sehat melalui pola konsumsi lalap ini. Dalam buku ini, dijelaskan mengenai seluk beluk hubungan masyarakat Sunda dengan lalapan dan daftar jenis tumbuhan berpotensi lalapan yang meliputi contoh tumbuhan, karakteristik morfologis, habitat dan sebaran tumbuhan, serta cara pengonsumsiannya.

Author Biographies

Diana Hernawati, Universitas Siliwangi

Diana Hernawati lahir di Majalengka, 11 April 1977. Ia menempuh jenjang pendidikan sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Siliwangi pada tahun 1995. Selanjutnya ia melanjutkan studinya ke jenjang magister pada Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Pascasarjana Universitas Siliwangi pada tahun 2006. Jenjang Doktor pada Program Studi Pendidikan Biologi, Pascasarjana Universitas Negeri Malang diraihnya pada tahun 2015. Saat ini, penulis berkedudukan sebagai dosen tetap Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya dan mengajarkan mata kuliah Botani Cryptogamae, Botani Phanerogamae, Fisiologi Tumbuhan, dan Etnobiologi. Penulis dapat dihubungi melalui hernawatibiologi@unsil.ac.id.

Rinaldi Rizal Putra, Universitas Siliwangi

Rinaldi Rizal Putra lahir di Tasikmalaya, 5 Agustus 1989. Ia menyelesaikan jenjang pendidikan sarjananya pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi pada tahun 2011. Jenjang pendidikan itu dilanjutkannya di S-2 Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada dengan konsentrasi Genetika dan Pemuliaan Tanaman, dan memperoleh gelar Master of Science pada tahun 2015. Saat ini, penulis berkedudukan sebagai dosen tetap Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya dan mengajarkan mata kuliah Morfologi Tumbuhan, Botani Cryptogamae, Botani Phanerogamae, dan Genetika. Korespondensi lebih lanjut dengan penulis dapat melalui rinaldi. rizalputra@unsil.ac.id.

References

Adjatin, A., Dansi, A., Badoussi, E., Loko, Y. L., Dansi, M., Azokpota, P., Gbaguidi, F., Ahissou, H., Akoègninou, A., Akpagana, K., & Sanni, A. (2013). Phytochemical screening and toxicity studies of Crassocephalum rubens (Juss. ex Jacq.) S. Moore and Crassocephalum crepidioides (Benth.) S. Moore consumed as vegetable in Benin. Int. J. Curr. Microbiol. App. Sci, 2(8), 1–13.

Afroz, S., Alamgir, M., Khan, M. T. H., Jabbar, S., Nahar, N., & Choudhuri, M. S. K. (2006). Antidiarrhoeal activity of the ethanol extract of Paederia foetida Linn. (Rubiaceae). Journal of Ethnopharmacology, 105(1–2), 125–130. https://doi.org/10.1016/j.jep.2005.10.004

Aisoi, L. E. (2019). Analisis kandungan klorofil daun jilat (Villebrune rubescens Bl.) pada tingkat perkembangan berbeda. SIMBIOSA, 8(1), 50–58. https://doi.org/10.33373/sim-bio.v8i1.1893

Alhassan, M. A., & Ahmed, Q. U. (2016). Averrhoa bilimbi Linn.: A review of its ethnomedicinal uses, phytochemistry, and pharmacology. Journal of Pharmacy and Bioallied Sciences, 8(4), 265–271. https://doi.org/10.4103/0975-7406.199342

Ali, S., Zameer, S., & Yaqoob, M. (2017). Ethnobotanical, phytochemical and pharmacological properties of Galinsoga parviflora (Asteraceae): A review. Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 16 (12), 3023–3033.

Amrinanto, A. H., Hardinsyah, H., & Palupi, E. (2019). The eating culture of the Sundanese: Does the traditional salad (lalapan) improve vegetable intake and blood B-carotene concentration? Future of Food: Journal on Food, Agriculture and Society, 7(2), 1–10. https://doi.org/10.17170/kobra-20190709593

Andarwulan, N., Batari, R., Sandrasari, D. A., Bolling, B., & Wijaya, H. (2010). Flavonoid content and antioxidant activity of vegetables from Indonesia. Food Chemistry, 121(4), 1231–1235. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2010.01.033

As’ari, R., & Hendriawan, N. (2016). Kajian nilai kearifan lokal masyarakat adat Kampung Naga dalam pengelolaan lingkungan berbasis mitigasi bencana. Dalam Priyono, A. N. Anma, A. A. Sigit, Y, Priyana, & C. Amin (Ed.), Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016: Upaya pengurangan risiko bencana terkait perubahan iklim (472–486). Muhammadiyah University Press.

Aswatini, Noveria, M., & Fitranita. (2008). Konsumsi sayur dan buah di masyarakat dalam konteks pemenuhan gizi seimbang. Jurnal Kependudukan Indonesia, 3(2), 97–119.

Auliah, N., Lotuconsina, A. A., & Thalib, M. (2019). Uji efek analgetik ekstrak etanol daun nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) terhadap mencit (Mus musculus) yang diinduksi asam asetat. Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia, 1(2), 103–113.

Backer, C. A. and Brink, R. C. B. V. D. (1963). Flora of Java (Spermatophytes only). The Netherlands-N.V.P. Noordhoff

Bartolome, A. P., Villaseñor, I. M., & Yang, W. C. (2013). Bidens pilosa L. (Asteraceae): Botanical properties, traditional uses, phytochemistry, and pharmacology. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2013. https://doi.org/10.1155/2013/340215

Boham, G., Koapaha, T., & Moningka, J. S. C. (2015). Karakte­ristik fisikokimia dan sensoris mie basah berbahan baku tepung sukun (Arthocarpus altilis Fosberg) dan tepung labu kuning (Curcubitha moschata Durch). COCOS, 6(13).

Caballero, B., Trugo, L. C., & Finglas, P. M. (2003). Encyclopedia of food sciences and nutrition. Academic.

Cahyanto, T., Supriyatna, A., Sholikha, M. A., Saepuloh, A., & Rahmawati, D. (2018). Inventory of plants used as lalapan in Subang, West Java. Dalam D. Siswanto, R. Mastuti, F. Z. bin Huyop, & C Treesubsuntorn (Ed.), AIP Conference Proceedings (Vol. 2019, No. 1). AIP Publishing LLC. https://doi.org/10.1063/1.5061843

Cita, K. D. (2020). Ethnobotany of food plant used by Sundanese ethnic in Kalaparea Village, Nyangkewok Hamlet, Sukabumi District, Indonesia. Asian Journal of Ethnobiology, 3(1), 16–22. https://doi.org/10.13057/asianjethnobiol/y030103

Dalimartha, S. (1999). Atlas tanaman obat Indonesia (Jilid I). PT Trubus Agriwiya.

Darmakusuma, D. (2003). Staurogyne elongata. Dalam R. H. M. J. Lemmens & N. Bunyapraphatsara (Ed.), Plant Resources of South East Asia.

Dewi, C., Utami, R., & Parnanto, N. H. R. (2012). Aktivitas antioksidan dan antimikroba ekstrak melinjo (Gnetum gnemon L.). Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, 5(2).

Dharma, I. D. P., Solihah, S. M., Kuswantoro, F., & Yuzammi. (2017). Koleksi Kebun Raya Lombok: Tumbuhan Sunda Kecil. LIPI Press.

Djamil, R., & Anelia, T. (2009). Penapisan fitokimia, uji BSLT, dan uji antioksidan ekstrak metanol beberapa spesies Papilionaceae. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 7(2), 65–71.

Dodo, Solihah S. M., & Yuzammi. (2016). Koleksi Kebun Raya Banua: Tumbuhan berpotensi obat. LIPI Press.

Duke, J. A. (1983). Handbook of legumes of world economic importance. Plenum Press.

Dwitiyanti, Efendi, K., Rachmania, R. A., & Septiani, R. (2019). Aktivitas ekstrak etanol 70% biji nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) dalam penurunan kadar gula darah tikus diabetes gestasional yang diinduksi streptozotocin. Jurnal Jamu Indonesia, 4(1),1–7.

Edi, S., & Bobihoe, J. (2010). Budidaya tanaman sayuran [buklet]. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi. http://jambi.litbang.pertanian.go.id /ind/images/PDF/bookletsayuran10.pdf

Endrini, S. (2011). Antioxidant activity and anticarcinogenic properties of “rumput mutiara” (Hedyotis corymbosa (L.) Lam.) and “pohpohan” (Pilea trinervia (Roxb.) Wight). Journal of Medicinal Plants Research, 5(16). 3715–3718.

Fernandez, E., La Vecchia, C., D’Avanzo, B., Negri, E., & Franceschi, S. (1997). Risk factors for colorectal cancer in subjects with family history of the disease. British Journal of Cancer, 75(9),1381–1384.

Gerszberg, A., Hnatuszko-Konka, K., Kowalczyk, T., & Kononowicz, A. K. (2015). Tomato (Solanum lycopersicum L.) in the service of biotechnology. Plant Cell, Tissue and Organ Culture. 120(2015), 881–902. https://doi.org/10.1007/s11240-014-0664-4

Ghasemzadeh, A., Jaafar, H. Z., Rahmat, A., & Ashkani, S. (2015). Secondary metabolites constituents and antioxidant, anticancer and antibacterial activities of Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm grown in different locations of Malaysia. BMC complementary and alternative medicine, 15(1), 1–10.

Gultierrez, R. M. P., & Perez, R. L. (2004). Raphanus sativus (Radish): Their chemistry and biology. The Scientific World Journal, 9(2), 811–837.

Hanif, A., & Susanti, R. (2018). Analisis senyawa antifungal bakteri endofit asal tanaman jagung (Zea mays L.). Agrintech: Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, 1(1), 23–29.

Hanum, F., & van der Maesen, L. J. G. (Ed.). (1997). Prosea: Plant Resources of South-East Asia 11, auxiliary plants. Yayasan Obor Indonesia.

Haryanto, E., Suhartini, T., & E. Rahayu. (2001). Sawi dan Selada. Penebar Swadaya.

Hasdiana, F., Kuswarini, S., & Koendhari, E. B. (2012). Antibacterial activity of belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) extract on Salmonella typhi growth. Folia Medica Indonesiana, 48(4), 144–149.

Hestati, U. (2018). Kandungan saponin, alkaloid dan sterol pada organ vegetatif Polyscias fruticosa (L.) Harms secara histokimiawi dan spektrofotometri [Disertasi tidak diterbitkan]. Universitas Gadjah Mada.

Heyne, K. (1987). Tumbuhan berguna Indonesia (Volume 3) (Badan Litbang Kehutanan Jakarta, penerj.). Yayasan Sarana Warna Jaya. (Karya original diterbitkan 1987)

Husein, S. (2020). Isolasi dan uji aktivitas fraksi aktif biji petai cina (Leucaena leucocephala (Lam) de Wit.) sebagai antidiare [Tesis tidak diterbitkan]. Universitas Sumatra Utara.

Hutapea, J. R. (1994). Inventaris tanaman obat Indonesia (Jilid III). Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Indrawardana, I. (2012). Kearifan lokal adat masyarakat Sunda dalam hubungan dengan lingkungan alam. Komunitas, 4(1), 1–8. https://doi.org/10.15294/komunitas.v4i1.2390

Jain, R., Sharma, A., Gupta, S., Sarethy, I. P., & Gabrani, R. (2011). Solanum nigrum: Current perspectives on therapeutic properties. Alternative Medicine Review, 16(1), 78–85.

Jaiswal, B. S. (2012). Solanum torvum: A review of its traditional uses, phytochemistry and pharmacology. International Journal of Pharma and Bio Sciences, 3(4), 104–111.

Jooste, M., Dreyer, L. L., & Oberlander, K. C. (2016). The phylogenetic significance of leaf anatomical traits of southern African Oxalis. BMC Evolutionary Biology, 16(1), 1–19. https://doi.org/10.1186/s12862-016-0792-z

Kaul, V., Sharma, N., & Koul, A. K. (2002). Reproductive effort and sex allocation strategy in Commelina benghalensis L., a common monsoon weed. Botanical Journal of the Linnean Society, 140(4), 403–413. https://doi.org/10.1046/j.1095-8339.2002.00082.x

Kay, E. K. (1979). Food Legumes. Tropical Products Institute, London.

Koh, H. L., Chua, T. K., & Tan, C. H. (2010). A Guide to medicinal plants: An illustrated, scientific and medicinal approach. World Scientific Publishing Company. https://doi.org/10.1142/7113

Kosem, N., Han, Y. H., Moongkarnadi, P. (2007). Antioxidant and cytoprotective activities of methanolic extract from Garcinia mangostana hulls. Science Asia, 33(1), 283–292. http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.525.1913&rep=rep1&type=pdf

Lim, T. K. (2013). Solanum melongena. Dalam Edible medicinal and non-medicinal plants: Volume 6, fruits. https://doi.org/10.1007/978-94-007-5628-1_43

Mariani, R., Qowiyyah, A., & Fitriyanti, I. (2015). Studi etnofarmakognosi- etnofarmakologi tumbuhan sebagai obat di Kampung Naga Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Farmasi Galenika, 2(1), 30–35.

Maryani, E., & Yani, A. (2014). Kearifan lokal masyarakat Sunda dalam memitigasi bencana dan aplikasinya sebagai sumber pembelajaran IPS berbasis nilai. Jurnal Penelitian Pendidikan UPI, 14(2), 139–150.

Miharja, D. (2015). Sistem kepercayaan awal masyarakat Sunda. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 10(1), 19–36.

Munasari, A. M. (2018). Identifikasi kontaminasi telur Nematoda STH (soil transmitted helminth) pada sayuran kangkung (Ipomoea aquatica) dan kemangi (Ocimum basilicum L.) di Pasar Krian Kabupaten Sidoarjo [Karya tulis ilmiah Diploma 3]. STIKES Rumah Sakit Anwar Medika.

Muntari, Z. (2012). Aktivitas antibakteri etanol kulit batang kedondong (Spondias pinnata) terhadap Streptococcus mutans dan Shigella sonnei [Skripsi tidak diterbitkan]. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

National Geographic Society. (2008). Edible: An illustrated guide to the world’s food plants. National Geographic.

Nesom, G. L. (2009). Taxonomic notes on acaulescent Oxalis (Oxalidaceae) in the United States. Phytologia, 91(3), 501–526.

Nikmatullah, M., Renjana, E., Muhaiman, M., & Rahayu, M. (2020). Potensi tumbuhan paku (ferns & lycophytes) yang dikoleksi di Kebun Raya Cibodas sebagai obat. Al-Kauniyah: Jurnal Biologi, 13(2), 278–287.

Ningrum, E. (2012). Dinamika masyarakat tradisional Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya. Mimbar: Jurnal Sosial dan Pembangunan, 28(1), 47–54.

Nurul, F., & Lailiiyatus, S. (2017). Aktivitas imunomodulator kacang koro kratok (Phaseolus lunatus L.) putih terhadap respon imun non spesifik pada mencit jantan [Diploma thesis]. Akademi Farmasi Putera Indonesia Malang. http://repository.poltekkespim.ac.id/id/eprint/38/

Ochse, J. J., & van den Brink, R. C. B. (1977). Vegetables of the Dutch East Indies. Asher & CO. B. V. Amsterdam.

Octavia, Z. F., & Widyastuti, N. (2014). Pengaruh pemberian jus daun ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) terhadap kadar trigliserida tikus wistar jantan (Rattus norvegicus) yang diberi pakan tinggi lemak. Journal of Nutrition College, 3(4), 838–847. https://doi.org/10.14710/jnc.v3i4.6889

Padilla-Camberos, E., Torres-Gonzalez, O. R., Sanchez-Hernandez, I. M., Diaz-Martinez, N. E., Hernandez-Perez, O. R., & Flores-Fernandez, J. M. (2021). Anti-inflammatory activity of Cnidoscolus aconitifolius (Mill.) ethyl acetate extract on croton oil-induced mouse ear edema. Applied Sciences, 11(20).

Paul, J. H. A., Seaforth, C. E., & Tikasih, T. (2011). Eryngium foetidum L.: A review. Fitoterapia, 82(3), 302–308.

Permana, H. (2014). Tumbuhan obat tradisional. Titian Ilmu.

POWO. (2022). Plants of the World Online. Royal Botanic Gardens, Kew. Diakses pada 6 Januari 2022, dari http://www.plantsoftheworldonline.org/

Rachma, N.P. (2015, 25 Januari). Kacang Gude. Biodiversity Warriors. Diakses pada 5 Mei 2021, dari https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/artikel/kacang-gude/?lang=en

Raharto, A., Noveria, M., & Fitranita, N. F. N. (2008). Konsumsi sayur dan buah di masyarakat dalam konteks pemenuhan gizi seimbang. Jurnal Kependudukan Indonesia, 3(2), 97–119.

Remaja Kerokhanian Sapta Darma Sragen. (2014). Daftar tumbuhan herbal Indonesia. ADOC.PUB. Diakses 20 Mei 2021, dari https://adoc.pub/download/daftar-tanaman-obat-herbal-indonesia.html

Riastuti, R. D., Sepriyaningsih, & Ernawati, D. (2018). Identifikasi divisi Pteridophyta di kawasan Danau Aur Kabupaten Musi Rawas. BIOEDUSAINS: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains, 1(1), 52–70.

Rifai, M. A. (1992). Bouea macrophylla Griffith. Dalam R.E. Coronel & E.W.M. Verheij (Ed.), Plant Resources of South-East Asia (2), 104–105.

Rubatzky, V. E., & Yamaguchi, M. (1998). Sayuran dunia: Prinsip, produksi, dan gizi, edisi kedua. Penerbit ITB.

Runtunuwu, A. E. (2013). Studi etnoekologi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang di Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur [Skripsi tidak diterbitkan]. Universitas Sanata Dharma.

Saija, A., Scalese, M., Lanza, M., Marzullo, D., Bonina, F., & Castelli, F. (1995). Flavonoids as antioxidant agents: Importance of their interaction with biomembranes. Free Radical Biology and Medicine, 19(4), 481–486.

Saputra, O., & Anggraini, N. (2016). Khasiat belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap penyembuhan acne vulgaris. Majority, 5(1), 76–80.

Saraswati, R. A., & Setyaningsih, E. (2018). Potensi tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) terhadap beberapa penyakit pada sistem cardiovascular. Dalam A. Asngad, Suparti, Hariyatmi, Djumadi, E. Setyaningsih, T. Rahayu, T. Suryani, E. Roziaty, P. Agustina, A. I. Kusumadani, R. Astuti, D. S. Astuti, I. Aryani, M. Ismiyanto, M. Wisnu, S. Kartikasari, E. M. Tyastuti., M. I. Fatkhurrohman, & L. Agustina (Ed.), Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek III. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Setiawati, E., Hayatunnufus, H., & Yanita, M. (2017). Pengaruh penggunaan kangkung (Ipomoea aquatiqa) untuk perawatan kulit kepala berketombe. Journal of Home Economics and Tourism, 15(2).

Shah, B. N., Seth, A. K., & Desai, R. V. (2010). Phytopharmacotology prodile of Lagenaria siceria. Asian Journal of Plant Science, 9(3), 152–157.

Sobarna, C., Risagarniwa, Y. Y., Gunardi, G., Mahdi, S., & Kadir, P. M. (2019). Pembinaan keragaman budaya (kearifan lokal masyarakat Sunda) dalam rangka pelestarian lingkungan hidup dan ekowisata terkait dengan toponimi di wilayah Pelabuhanratu, Sukabumi. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 17–23.

Sopiah, P. (2016, November). Chaya sayuran alternatif kaya manfaat. Mekar. https://repositori.kemdikbud.go.id/8023/1/Majalah%20Mekar%20Edisi%2026%20Th%202016.pdf

Sugihartini, Y. S. (2019). Perbedaan aktivitas antioksidan ekstrak daun mareme (Glochidion arborescens Blume) antara metode pengeringan oven dan angin-angin dengan metode frap menggunakan spektrofotometri Uv-Vis. Pharmacoscript, 2(2), 102–110.

Sukawi. (2010). Bambu sebagai alternatif bahan bangunan. Jurnal Teras, 10(1). Artikel ID 32377.

Sujarwo, W., van der Hoeven, B., & Pendit, I. M. R. (2020). Usada: Traditional Balinese medicinal plants. LIPI Press. https://doi.org/10.14203/press.7

Supriningrum, R., Fatimah, N., & Purwanti, Y. E. (2019). Karakterisasi spesifik dan non spesifik ekstrak etanol daun putat (Planchonia valida). Al Ulum Jurnal Sains dan Teknologi, 5(1), 6–12.

Surya, A. (2017). Aktivitas antioksidan ekstrak kulit jengkol (Pithecellobium jiringa) dengan tiga pelarut yang berbeda kepolaran. Jurnal Rekayasa Sistem Industri, 3(1), 88–96.

Susila, A. D., & Syukur, M. (2018). Kemiripan dan potensi produksi aksesi pohpohan (Pilea trinervia Wight.) dari beberapa daerah di Jawa Barat. Jurnal Agronomi Indonesia. 46(1). 81–88. https://doi.org/10.24831/jai.v46i1.17314

Sutedja, A. M., Fardiaz, D., Batubara, I., Lioe, H. N., & Mitsunaga, T. (2021). Senyawa antidiabetes pada kacang koro (Canavalia ensiformis (L) DC) yang dipengaruhi oleh proses pembuatan susu kacang [Disertasi tidak diterbitkan]. Institut Pertanian Bogor.

van Steenis, C. G. G. J. (1997). Flora: Untuk Sekolah di Indonesia (M. Surjowinoto, penerj,). Pradnya Paramita.

van Steenis, C. G. G. J., & Holttum, R. E. (1959). Flora Malesiana, series II: Pteridophyta. Martinus Nijhoff; Dr W. Junk Publishers. https://doi.org/10.5962/bhl.title.41457

Verheij, E. W. M., & Coronel, R. E. (1997). Sumber daya nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. Gramedia.

Wiradimadja, A. (2018). Kearifan lokal masyarakat Kampung Naga sebagai wujud menjaga alam dan konservasi budaya Sunda. Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis, 3(1), 1–8. https://doi.org/10.17977/um021v3i1p1-8

Yayasan Peduli Konservasi Alam Indonesia. (2008). Tumbuhan obat Halimun (melestarikan kekayaan sumberdaya alam dan kearifan lokal). Diakses pada 14 Oktober 2021, dari http://perpustakaan.sman1waringinkurung.sch.id:8123/inlislite3/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/NDg1ZGIwMzA5NjQxOWQzZTJhOGM3NzViMmY3MDZhNGQ2Njc5MDY4ZQ==.pdf

Zhang, W., Huang, Z.-M., & Chen, X.-N. (2013). Effect of total phenolics acid extracted from Oenanthe javanica on immune function in normal mice. Pharmaceutical Journal of Chinese People’s Liberation Army, 29(1), 17–19.

Zhou, Y. X., Xin, H. L., Rahman, K., Wang, S. J., Peng, C., & Zhang, H. (2015). Portulaca oleracea L.: a review of phytochemistry and pharmacological effects. BioMed research international, 2015.

Zulqifli, Z. (2017). Inventarisasi tumbuhan paku di kawasan Perkebunan Kelapa Sawit Desa Pembuang Hulu II Kecamatan Hanau Kabupaten Seruyan. [Skripsi tidak diterbitkan]. IAIN Palangka Raya.

Scroll to Top
×