fbpx

Serat Murtasiyah: Sastra Perempuan Awal Abad XX

Screenshot 2024-01-31 113022

Categories



Published

March 30, 2022

HOW TO CITE

Fajar Wijanarko

Museum Sonobudoyo

DOI: https://doi.org/10.55981/brin.371

Keywords:

Sastra, Sejarah, Filologi, Murtasiyah

Synopsis

Kajian terhadap teks Murtasiyah sudah banyak dilakukan, baik kajian terhadap teks naskah maupun kajian atas visual naskah. Akan tetapi, buku ini menyuguhkan kajian teks dan ilustrasi yang terdapat di dalam naskah tersebut secara berdampingan. Buku ini selain mengulas teks Murtasiyah sebagai gambaran objek, juga menyajikan data dan fakta mengenai narasi perempuan dalam konteks sejarah. Selain itu, buku ini juga memberikan wacana baru tentang kontradiksi gender perempuan sebagai upaya membuka kembali ruang pemaknaan bagi para pembaca. Hadirnya buku ini diharapkan mampu menjembatani masyarakat untuk kembali membaca kekayaan intelektual leluhur yang telah lama ditinggalkan. Melalui buku ini pula diharapkan banyak penemuan baru yang bersumber dari kearifan lokal, namun masih relevan dalam kehidupan masa kini.

Author Biography

Fajar Wijanarko, Museum Sonobudoyo

Kurator manuskrip di Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Sejak 2017, ia menekuni kajian manuskrip Jawa dan telah banyak menerbitkan artikel, baik dalam jurnal nasional maupun internasional. Selain itu, mulai pada tahun yang sama hingga sekarang, ia sudah banyak mengembangkan kajian manuskrip di Museum Sonobudoyo dalam bentuk pameran tematik. Pada tahun 2019, ia diminta menjadi kurator pameran manuskrip di Keraton Yogyakarta dalam rangka kembalinya 75 manuskrip dari Perpustakaan Nasional Inggris (British Library). Kesempatan menjadi kurator di Keraton Yogyakarta terus diembannya hingga sekarang dengan fokus kajian yang terus berkembang, tidak hanya manuskrip, tetapi juga sejarah dan permuseuman. Tulisannya tentang topik tersebut, yaitu Serat Dahor Palak: Sastra Islam Abad XVII (2017), Sekar Cina Gambuh: Anomali Metrum Gambuh pada Teks Swara Sestra (2018), Perempuan dalam Serat Swara Sestra dan Fakta Perkawinan Endogami Aristokrat Jawa (2018), Yogyakarta dalam Sastra Sejarah (2019), Abalakuswa: Hadibusana Keraton Yogyakarta (2020), Wastra-langkara: Menelusuri Peradaban Busana Keraton Yogyakarta (2020), dan Abdi Dalem Encik: Catatan Juru Masak di Keraton Yogyakarta (2021).

References

Andari, N., Rahayu, A. C., & Sudarwati. (2015). Sifat dan karakter tokoh utama perempuan dalam prespektif hegemoni ideologi patriarki pada novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari. PARAFRASE: Jurnal Kajian Kebahasaan dan Kesastraan, 15(1), 87–97.

Barried, S. B., Sutrisno, S., Soeratno, A. C., Sawu, & Istanti, K. Z. (1994). Pengantar teori filologi. Badan Penelitian dan Publikasi Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada.

Behrend, T. E., & Pudjiastuti, T. (1997). Katalog naskah-naskah Nusantara jilid 3-A (Fakultas Sastra Universitas Indonesia, ed). Yayasan Obor Indonesia; École Française d’Éxtrême-Orient.

Behrend. T. E. (1990). Katalog induk naskah-naskah Nusantara. Djambatan.

Behrend. T. E. (1998). Katalog naskah-naskah Nusantara Jilid 4. Yayasan Obor Indonesia; École Française d’Éxtrême-Orient.

Bertens, K. (1993). Etika. Gramedia Pustaka Utama.

Bhasin, K. (2006). What is patriarchy? Kali for Women.

Brilliant, R. (1986). Visual narrative: Storytelling in etruscan and roman art. Cornell University Press.

Budiman, A. (1982). Pembagian kerja secara seksual: sebuah pembahasan sosiologis tentang peran wanita di dalam masyarakat. Gramedia.

Carey, P. (2011). Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan akhir tatanan lama Jawa, 1785–1855 (P. T. Simbolon, Penerj.). Kepustakaan Populer Gramedia.

Carey, P., & Houben, V. (2016). Perempuan-perempuan perkasa di Jawa abad XVIII-XIX. PT Gramedia Pustaka Utama.

Chalil, M. (1977). Nilai wanita. CV. Ramadhani.

Creese, H. (2012). Perempuan dalam dunia kakawin, perkawinan dan seksualitas di Istana Indic Jawa dan Bali (I. B. Putra, Penerj.). Pustaka Larasan.

Damayanti, N. Y. (2008). Karakter visual dan gaya ilustrasi naskah lama di Jawa periode 1900–1920. ITB Journal of Visual Art and Design, 2(1). https://doi.org/10.5614/itbj.vad.2008.2.1.4

Darusuprapto. (1985). Macapat [makalah tidak diterbitkan]. Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada.

Dewantara, K. H. (1994). Karya Ki Hajar Dewantara bagian II: Kebudayaan. Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Djamaris, E. (2002). Metode penelitian filologi. CV Monasco.

Eviota, E. U. (1992). The political economy of gender: Women and the sexual division of labour in the Philippines. Zed Books.

Faruk. (2012). Metode penelitian sastra: Sebuah penjelajahan awal. Pustaka Pelajar.

Fitriana, A. (2019). Representasi perempuan Jawa dalam Serat Wulang Putri: Analisis wacana kritis. Paradigma Jurnal Kajian Budaya 9(3). https://doi.org/10.17510/paradigma.v9i3.322

Florida, N. K. (1993). Javanese literature in Surakarta manuscript: Introduction and manuscripts of the Keraton Surakarta (Volume 1). SEAP Cornell University.

Florida, N. K. (2000). Javanese literature in Surakarta manuscript: Manuscripts of the Mangkunagaran Palace (Volume 2). SEAP Cornell University.

Gallop, A. (1991). Surat emas: Budaya tulis di Indonesia. Yayasan Lontar.

Girardet, N. (1983). Descriptive catalogue of the Javanese manuscripts and printed books in the main libraries of Surakarta and Yogyakarta. Franz Steiner Verlag GMBH.

Handayani, C. S., & Novianto, A. (2004). Kuasa wanita Jawa. LKIS Pelangi Aksara.

Harthan, J. P. (1981). The history of the illustrated book: the western tradition. Thames and Hudson.

Jagger, M. A., & Rothenberg, P. S. (1984). Feminist frameworks: Alternative theoretical accounts of the relations between women and men. MC Grew-Hill.

Jandra, M. (1987). Dewi Murtasiyah: Profil wanita tama. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi).

Koentjaraningrat. (1984). Kebudayaan Jawa. Balai Pustaka, 1984.

Kumar, A., & McGlynn, J. H. (1996) Illuminations, the writing tradition of Indonesia. The Lontar Foundation.

Lerner, G. (1989). The creation of patriarchy. Oxford University Press.

Lindsay, J., Soetanto, R. M., & Feinstein, A. (1994). Katalog naskah-naskah Nusantara jilid 2 Kraton Yogyakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Lindsey, L. (1990). Gender roles: a sociological perspective. Prentice Hall.

Macdonald, M., Sprenger, E., & Dubel, I. (1999). Gender dan perubahan organisasi, menjembatani kesenjangan antara kebijakan dan praktek (O. I. Naomi, Penerj.). INSIST; REMDEC.

Mansour, F. (2012). Analisis gender dan transformasi sosial. Pustaka Pelajar.

Miller, J. H. (2011). On literature: Aspek kajian sastra. Jalasutra.

Millett, K. (1977). Sexual politics. Virago.

Mitchell, J. (1971). Women’s estate. Penguin.

Mulyadi, S. W. R. (1994). Kodikologi Melayu di Indonesia. Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Oxford Dictionary. (1976). The concise Oxford dictionary of current English. Oxford University Press.

Padmosoekotjo, S. (t. t). Ngengrengan kasusastraan Djawa (I dan II). Hien Hoo Sing.

Pawestri, W., Darsa, U. A., & Suryani, E. (2018). Kritik naskah (kodikologi) atas naskah sejarah Ragas Ela. Jumantara, 9(2).

Pigeaud, T. G. Th. (1967). Literature of Java volume I: Synopsis of Javanese literature. Martinus Nijhoff.

Pikatan, I. (2012). Ajaran berumah tangga dalam Serat Candrarini karya Ronggowarsito: Tinjauan sosiologi sastra. Jurnal Penelitian Humaniora, 13(1), 42–48.

Poedjawijatna. (1990). Filsafat tingkah laku. Rineka Cipta.

Rachel, J. (2004). Relativisme moral (A. Sudiarja, Penerj.). Kanisius.

Raharja, B. S. (2017). Sastra rupa dalam manuskrip Serat Kanjeng Kyai Brangtayuda koleksi Keraton Yogyakarta: Kajian ikonografis terhadap ilustrasi-ilustrasi dramatik bergaya wayang kulit purwa. Dalam Mutiara dalam sastra Jawa (edisi 3). Prodi Sastra Jawa FIB UGM; Gress Publishing.

Reed, E. (2019). Mitos inferioritas perempuan (P. Ken, Penerj.). Penerbit Independen.

Reed, E. (2020) Apakah takdir perempuan sebagai manusia kelas dua? (Sri Navirika D., Penerj.). Penerbit Independen.

Rif’ah, E. N. (2004). Macak, masak, manak, Javanese muslim women’s experience of domestic violence [Tesis, Universteit van Amsterdam].

Riffaterre, M. (1978). Semiotics of poetry. Indiana University Press.

Robson, S. O. (1994). Prinsip-prinsip filologi Indonesia. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Perpustakaan Nasional Indonesia; Universitas Leiden.

Rohmatin, F. (2019). Dekonstruksi wacana patriarki dan kebungkaman perempuan dalam manuskrip Hikayat Darma Tasiyah. Jumantara, 10(2).

Sadli, S. (1982). Kepribadian wanita Jawa. PT. Gramedia.

Safari, A. O. (2011). Iluminasi pada naskah Cirebon. Manuskripta: Masyarakat Pernaskahan Nusantara, 1(2),43–57.

Saktimulya, S. R. (1998). Fungsi wedana renggan dalam sestradisuhul [Tesis, Universitas Gadjah Mada].

Saktimulya, S. R. (2005). Katalog naskah-naskah perpustakaan Pura Pakualaman. Yayasan Obor Indonesia.

Saktimulya, S. R. (2016). Naskah-naskah skriptorium Pakualaman periode Paku Alam II (1830–1858). Kepustakaan Populer Gramedia.

Santrock, J. W. (2007). Psikologi pendidikan (T. Wibowo, Penerj.). Kencana.

Saputra, K. (2008). Pengantar filologi Jawa. Wedatama Widya Sastra.

Saputri, K. N. (2019). Figur wayang kulit Dewi Sinta dalam cerita Ramayana [Tugas Akhir, Jurusan Kriya Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia].

Simanjuntak, B. A. (2009). Konflik status dan kekuasaan orang Batak Toba. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Siswati, E. (2014). Representasi domestikasi perempuan dalam iklan. Jurnal Ilmu Komunikasi, 11(2), 179–194. https://doi.org/10.24002/jik.v11i2.417

Soekmono, R. (1993). Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia 2. Kanisius.

Sudewa, A. (1989). Serat Panitisastra: Tradisi, resepsi, dan transformasi [Disertasi, Universitas Sanata Dharma].

Suseno, F. M. (1975). Etika umum masalah-masalah pokok filsafat moral. Kanisius.

Suseno, F. M. (1997). Etika Jawa dalam tantangan. Kanisius.

Suseno, F. M. (2001). Etika Jawa: sebuah analisa falsafi tentang kebijaksanaan hidup Jawa. Gramedia Pustaka Utama.

Tabrani, P. (2012). Bahasa rupa. Penerbit Kelir.

Taswadi. (2004). Menilik perbendaharaan bahasa rupa [Esai tidak diterbitkan].

Triandari, R. R. (2010). Analisis ilustrasi Serat Murtasiyah [Skripsi, Jurusan Sastra Jawa, Universitas Indonesia].

Umar, N. (1999). Argumen kesetaraan jender dalam prespektif Alquran. Paramadina.

Wahjono, P. (2004). Sastra wulang dari abad XIX: Serat Candrarini suatu kajian budaya. Jurnal Makara, Sosial Humaniora, 8(2), 71–82.

Walby, S. (1990). Theorizing patriarchy. Wiley-Blackwell.

Waluyo. (2003). Cerita Dewi Murtasiyah: Analisis struktural model Robert Stanton [Skripsi, Jurusan Sastra Nusantara, Unversitas Gadjah Mada].

Wibawa, S. (2013). Filsafat moral Jawa She Amongraga dalam Serat Centhini (Sumbangannya bagi pendidikan karakter). UNY Press.

Wijanarko, F. (2018). Sekar Cina Gambuh: Anomali metrum gambuh pada teks Swara Sastra. METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra, 11(1),17–30.

Wiryamartana, I. K. (1990). Arjunawiwaha: Transformasi teks Jawa Kuna lewat tanggapan dan penciptaan di lingkungan sastra Jawa. Duta Wacana Press.

Wolf, N. (2004). Mitos kecantikan, kala kecantikan menindas perempuan (A. Swastika, Penerj.). Penerbit Niagara.

Wood, D. (2017). A semiotic Rosetta stone: Developing a designer centric metalanguage of pragmatic semiotics. The Design Journal, 20(1), 28–37.

Wulandari, A. (2001). Serat Nitipraja: Suntingan teks, terjemahan, dan analisis semiotik [Tesis, Program Studi Sastra Universitas Gadjah Mada].

Wulandari, A. (2006). Wanita dalam Serat Nitipraja. Humaniora, 18(1),72–78. https://doi.org/10.22146/jh.865

Zoetmulder, P. J. (2011). Kamus Jawa Kuna Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.

Scroll to Top
×