fbpx

Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra: Mengukuhkan Fungsi Bahasa dan Sastra untuk Memperkuat Jati Diri Bangsa

Screenshot (291)

Categories

,

Published

February 14, 2020

HOW TO CITE

Emzir

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Djamari

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

DOI: https://doi.org/10.55981/brin.6

Keywords:

Bahasa, Indonesia, Sastra

Synopsis

Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (SNBS) 1 ini merupakan hasil Seminar Nasional Bahasa dan Sastra yang diikuti peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, dosen, guru, sastrawan, dan peneliti. Prosiding ini memuat hampir seluruh pemakalah bahasa dan sastra dalam bingkai penguat jati diri bangsa mulai dari kelayakan karya sastra sebagai bahan bacaan siswa, resepsi sastra, tradisi lisan, sikap bahasa, penguasaan kosakata, variasi bahasa sampai ke kebijakan dan pemutakhiran  bahasa. Semoga prosiding ini dapat menjadi referensi dalam memacu dan meningkatkan profesionalisme serta kerja sama, khususnya dalam mendukung pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan budaya, bahasa, dan sastra sehingga dapat memperkuatjati diri bangsa.

References

Alisjahbana, S. T. (1954). Puisi lama. Jakarta: Balai Pustaka.

Alisjahbana, S. T. (1978). Pantun Melayu, Jakarta: Balai Pustaka.

Braginsky, V. (1998). Yang indah dan berfaedah. Jakarta: INIS.

Fang, L. Y. (1999). Sejarah kesusastraan Melayu klasik. Jakarta: Erlangga.

Ikram, A. (1980). Hikayat Sri Rama: Suntingan naskah disertai telaah amanat dan struktur. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Bahasa Indonesia kelas XI (edisi revisi 2017). Jakarta.

Kozok, U. (2001). Kitab Tanjung Tanah. Jakarta: Yayasan Obor.

Kusnadi, E., Purwoto, A., & Aisah, S. (2009). Belajar efektif bahasa Indonesia I untuk siswa SMA/

MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Licona, T. (1999). Action in teacher education. Taylor & Francis.

Mafrukhi, Wahono, Utomo, S. P., Rusmiyanto, Tau k, I., & Hartono, B. (2007). Kompeten berbahasa Indonesia untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Manuaba, I. B. P., Setiyowati, A., & Karyanto, K. (April, 2013). Keberadaan dan bentuk transformasi cerita Panji. Litera No. 1.

Marsudi, D., Padmini, E., & Suwarni. (2009). Bahasa dan sastra Indonesia 3 untuk sekolah menengah atas dan madrasah aliyah kelas XII program studi IPA-IPS. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Mu’jizah. (1995). Hikayat Nakhoda Asyik. Jakarta: Pusat Bahasa.

Pane, S. (2001). Bunga rampai dari hikayat lama. Jakarta: Balai Pustaka.

Soeratno, C. (2012). Hikayat Iskandar Zulkarnain: analisis resepsi. Jakarta: Seri Ildep.

Sumaryadi. (2012). Serat madu tata krami dan relevansinya dengan pendidikan karakter (Tesis, Universitas Negeri Jakarta).

Syamsuddin, A. R. (2009). Kompetensi berbahasa dan sastra Indonesia I untuk kelas X SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan.

Teeuw, A. (2005). Membaca dan menilai karya sastra. Jakarta: Yayasan Obor. Yumsari, Y. 1993. Hikayat Sultan Taburat. Jakarta: Pusat Bahasa.

Amar, D. (1985). Pengantar pengetahuan adat Minangkabau. Padang Panjang: ASKI Padang Panjang.

Amran, R. (1985). Sumatera Barat Plakat Panjang, Jakarta: Sinar Harapan.

Bakker, S. J. (1984). Filsafat kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Bandem, M., & Murgiyanto, S. (2000). Teater daerah Indonesia. Denpasar: Kanisius.

Caturwati, E. (2000). R. Tjetje Somantri (1892–1963) tokoh pembaharu tari Sunda. Yogyakarta: Tarawang.

Danandjaya, J. (1991). Folklore Indonesia. Jakarta: Utama Gra ti.

Durban, I. (1986). Menyusuri perjalanan karya R. Tjetje Somantri: Pergelaran apresiasi tari Karya

R. Tjetje Somantri. Bandung: Laksmidara.

Hadi, Y. S. (6 September 2002). Fenomena kreativitas tari dalam dimensi sosial-mikro. Pidato

Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap pada Fakultas Seni Pertunjukan ISI. Yogyakarta.

Hamka. (1966). Tenggelamnya Kapal Van der Wijck. Bukittinggi: Nusantara.

Holt, C. (1970). Dances of Minangkabau: Notes. Paper. (S) *MGZMD 35, Jerome Robbins Dance Division. e New York Public Library for the Performing Arts.

Imran, A., Idris, A., Johan B., Nan Sabatang, Dt. P., Hodgson, G. A., & Hamka. (2002). Menelusuri sejarah Minangkabau. Padang: Yayasan Citra Budaya Indonesia.

Ismail, F. (1980). Agama dan kebudayaan. Bandung: Almaarif.

Kemmis, S., & McTaggart, R. (1992). e Action Research Planner. Australia: Deakin University Press.

Liliweri, A. (2002). Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: LKiS.

Nor, M. A. M. (1986). Randai dance of Minangkabau Sumatera with labanotation scores. Malaysia:

Dept. of Publications University of Malaya.

Navis, A. A. (1984). Alam terkembang jadi guru. Jakarta: Pustaka Gra ti Press.

Saefuddin, A. F. (2005). Antropologi kontemporer: Suatu pengantar kritis mengenai paradigma, edisi pertama. Jakarta: Prenada Media.

Santrock, J. W. (2008). Educational psychology third edition. Mc Graw Hill.

Saragih, T. (1984). Perkembangan tari di Sumatera. Dalam E. Sedyawati (Ed.), Tari tinjauan dari

beberapa segi. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Sihombing, H. (1983). Hukum adat Minangkabau mengenai tungku tiga sajarangan dan tali tiga sapilin: Hukum adat Minangkabau dewasa ini dan di kemudian hari. Dialektika Minangkaba. Padang: Genta Singgalang Press.

Soedarsono, R. M. (1989). Tayub: Asal-usul dan liku-liku fungsinya dalam kehidupan masyarakat Jawa. Semarang: Akademi Kepariwisataan Indonesia.

Susanto, A. S. (1983). Pengantar sosiologi dan perubahan sosial. Bandung: Binacipta.

Banua, R. T. (2005a). Perempuan (di sekitar) aktivis: Dari ruang domestik ke ruang publik, sebuah inspirasi. Selarong, 4, 5–14.

Banua, R. T. (2005b). Perempuan di bawah bayang-bayang (politik) kekuasaan, sejumput catatan. Selarong, 4, 15–28.

Danardana, A. S. (10 Juni 2012). Berbual sunting Kunni Masrohanti. Riaupos.co. Pekanbaru. Diakses dari http://www.riaupos.co/445-spesial-berbual-sunting-kunni-masro-hanti.html#. WhlRtHldI1k

Hamidy, U. U. (2010). Teks dan pengarang di Riau, Pekanbaru: Dinas Pendidikan Provinsi Riau. Hayati, Y. (2012). Dunia perempuan dalam karya sastra perempuan Indonesia. Humaniora,

XI(1), 85–93.

Junaedhie, K. (2012). Pro l perempuan pengarang dan penulis Indonesia. Jakarta: Kosa Kata Kita.

Junaidi. (2011). Melihat peta penyair perempuan Riau. Dalam H. B. Kori’un (Ed.), Peta dan Arah Sastra (hlm. 113–120). Pekanbaru: Yayasan Sagang.

Moleong, L. J. (2007). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Nasri, D. (2016). Ketidakadilan gender terhadap perempuan dalam novel Padusi karya Ka’bati.

Madah, 7(2), 225–236. http://doi.org/DOI: http://dx.doi.org/10.26499/-madah.v7i2.431 Ningsih, H. (2004). Pesona gemilang musim: Kumpulan puisi penyair perempuan Indonesia II,

Pekanbaru: Himpunan Perempuan Seni Budaya Pekanbaru.

Ritonga, D. S. (2016). Eksistensi perempuan dalam novel Mudhakkira?t T.abi?bah karya El Saadawi

dan Layar Terkembang karya Alisjahbana. Al-Turas, XXII(2), 317–330.

Rustapa, A. K., Danardana, A. S., & Trisman, B. (1997). Antologi biogra pengarang sastra Indonesia

–1950. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Sugihastuti, & Suharto. (2016). Kritik sastra feminis (VI). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sulaiman, & Febrianto, P. T. (2017). Penyusunan peta sastra melalui penelusuran jejak sastra Indonesia sebagai identitas bangsa yang berkarakter. Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik, 30(2), 121–132.

Tim Balai Bahasa Riau. (2011). Ensiklopedia sastra Riau. (A. S. Danardana, Ed.), Pekanbaru: Palagan Press.

Wijaya, A. J. (2005). Drupadi, Pembayun, dan posisi perempuan. Selarong, 4, 1–4.

Zaini, M. (2010). Ihwal biogra sastrawan Riau modern. Dalam H. B. Kori’un (Ed.), Sastra, Jati Diri, dan Kemiskinan Kreatif: Kumpulan Esai Riau Pos 2010 (Hlm. 149–156), Pekanbaru: Yayasan Sagang.

Agusta, L. (1979). Ode buat proklamator, Hukla. Jakarta: Yayasan Puisi Indonesia.

Aksan, H. (2014a). Pendidikan budaya dan karakter bangsa 1: Takwa, jujur, dan toleran. Bandung:

Nuansa Cendekia.

Aksan, H. (2014b). Pendidikan budaya dan karakter bangsa 2: Disiplin, kerja keras, kreatif, dan

mandiri. Bandung: Nuansa Cendekia.

Aksan, H. (2014c). Pendidikan budaya dan karakter bangsa 3: Demokrasi, gotong royong, hingga

cinta tanah air. Bandung: Nuansa Cendekia.

Aksan, H. (2014d). Pendidikan budaya dan karakter bangsa 4: Bersahabat, gemar membaca, hingga

peduli lingkungan. Bandung: Nuansa Cendekia.

Ali, L. (1998). Kepergian, Pekan Selasa. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Bakyr, D. P. H. M. b. H. (Koordinator). (2003). Kamus bahasa Melayu Nusantara. Bandar Seri Begawan, Negara Brunei Darussalam: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Kebudayaan, Belia dan Sukan.

Fananie, Z. (2002). Telaah sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Hasanuddin W. S. (Pemimpin Redaksi). (2004). Ensiklopedi sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu.

Ismail, T. (1994). Qosidah Bimbo Iin: Balada nabi-nabi. Jakarta: Gema Nada Pertiwi.

Ismail, T. (2001). Dari Fansuri ke Handayani. Jakarta: Horison dan Ford Foundation.

Ismail, T. (2002). Horison Sastra Indonesia 1 kitab puisi. Jakarta: Horison dan Ford Foundation.

Ismail, T. (2008a). Mengakar ke bumi menggapai ke langit: Buku I himpunan puisi 1953–2008. Majalah Sastra Horison.

Ismail, T. (2008b). Mengakar ke bumi menggapai ke langit: Buku IV himpunan lirik lagu 1972–2008. Majalah Sastra Horison.

Kardjo, W. (1997). Fragmen malam: Setumpuk soneta. Jakarta: Pustaka Jaya.

Kemendikbud. (2006). Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Standar Kompe-

tensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kemendikbud. (2013). Kompetensi dasar sekolah menengah pertama (SMP)/madrasah tsanawiyah

(MTs). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud. (2017). Model silabus mata pelajaran sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs). Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Laksana, A. S. (2006). Menulis kreatif: Tips dan strategi menulis untuk cerpen dan novel. Jakarta: Media Kita.

Nuranindya, D. (2004). Dea Lova. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Rendra, W. S. (1983). Ballada orang-orang tercinta. Cetakan Kelima. Jakarta: Pustaka Jaya. Rendra, W. S. (2004). Empat kumpulan sajak. Cetakan Kesembilan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sambodja, A. (2007). Balada para nabi. Jakarta: Bukupop.

Samin, M. (1996). Kuala. Sarabara. Jakarta: Margi Wahyu.

Santosa, P. (1996). Pengetahuan dan apresiasi sastra dalam tanya-jawab. Ende-Flores: Nusa Indah.

Santosa, P. (1997). Iptek itu bermula dari mitos: Mengenal sajak-sajak Sapardi Djoko Damono. Pangsura Jurnal Pengkajian dan Penelitian Sastera Asia Tenggara, Bilangan 4/Jilid 3, hlm. 49–62.

Santosa, P. (1999). Perkembangan soneta di Indonesia dan jati diri bangsa. Pangsura: Jurnal Pengkajian dan Penelitian Sastera Asia Tenggara, Bilangan 9/Jilid 5, hlm. 92–106.

Santosa, P. (2011a). Malin Kundang dalam resepsi produktif. LOA Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan, Volume 11, hlm. 10–19.

Santosa, P. (2011b). Pembelajaran apresiasi sastra: Menyenangkan, kreatif, dan inovatif. Jembatan Merah Jurnal Ilmiah Pengajaran Bahasa dan Sastra, Volume 5, hlm. 73–87.

Santosa, P. (2014). Kritik mitos tentang Hang Tuah karya Amir Hamzah. Atavisme Jurnal Ilmiah Kajian Sastra, Volume 17, hlm. 29–39.

Santosa, P. (2015). Metodologi penelitian sastra: Paradigma, proposal, pelaporan, dan penerapan. Yogyakarta: Azzagra ka.

Santosa, P. (2016). Tanda-tanda puitik sajak Pertanyaan Srikandi karya Wiyatmi. Atavisme, Volume 19, hlm. 15–28.

Santosa, P. (2017). Resepsi sastra kisah Gandari dalam puisi Indonesia modern. Aksara Jurnal Bahasa dan Sastra, 29, 1–18.

Santosa, P., & Djamari. (2015). Kajian historis komparatif cerita Batang Garing. Kandai: Jurnal Bahasa dan Sastra, 11, 248–265.

Sasangko, S. G. (2006). Trik instan bikin cerita remaja. Jakarta: Sisma Digi Media.

Sayekti, S., dkk. (2003). Antologi cerita pendek Indonesia modern remaja. Jakarta: Pusat Bahasa,

Departemen Pendidikan Nasional.

Soemanto, B. (2010). Majalah dinding. Dalam R. K. Toha-Sarumpaet, Pedoman Penelitian Sastra

Anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Teeuw, A. (1984). Sastra dan ilmu sastra: Pengantar teori sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Tim KBBI. (2016). Kamus besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Cetakan Kesepuluh Edisi IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional dan Gramedia Pustaka Utama.

Tjitrawasita, T. (3–12 September 1979). Kalung. Gadis, Nomor 23.

Toha-Sarumpaet, R. K. (2010). Pedoman penelitian sastra anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia.

Utomo, I.B., Osno, M., & Novianti. (Penyelaras). (2010). Matahari di rumahku: Antologi cerita pendek Bengkel Sastra Indonesia 2010 Pelajar SLTP Se-Kota Tanjungpinang. Tanjungpinang: Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Riau.

Desmita, D. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Endraswara, S. (2008). Metodologi penelitian sastra: Epistemologi, model, teori, dan aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Jabrohim (Ed.). (2001). Metodologi penelitian sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha Media.

Jauss, H. R. (1983). Toward an aesthetic of reception. Translated from German by Timothy Bahti, Introduction by Paul de Man, Second printing. Minneapolis: University of Minnesota.

Junus, U. (1985). Resepsi sastra: Sebuah pengantar. Jakarta: Gramedia.

Nurgiyantoro, B. (2005). Teori pengkajian ksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ratna, N. K. (2009). Teori, metode, dan teknik penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sungkowati, Y. (2011). Resepsi pembaca terhadap Tjerita Nyai Dasima. Sidoarjo: Balai Bahasa Surabaya.

Teeuw, A. (1988). Sastra dan ilmu sastra: Pengantar teori sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Aksa, Y. H. (1990). Rubah dan kancil suatu gambaran tatanan dunia: Studi bandingan beberapa fabel karya La Fontaine dan Satjadibrata. (Disertasi, Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jakarta).

Bakar, J. (1981). Sastra lisan Minangkabau. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Bakar, J. (1979). Kaba Minangkabau Jilid 1 dan Jilid 2. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengem-

bangan Bahasa.

Barthes, R. (2003). Mitologis (terjemahan Christian Ly). Bandung: Dian Aksara Press.

Cholifah. (2003). Anafora dan katafora pada wacana dongeng anak serta implikasinya bagi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia (Disertasi). FBS Universitas Negeri Jakarta.

Danandjaja, J. (1984). Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Gra ti Press.

Fanany, I., & Fanany, R. (2008). Four is odd ve is even: e cognitive frame work of Malay proverb. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Fanany, I., & Fanany, R. (2003). Wisdom of the Malay proverb. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Hadler, J. (2010). Sengketa tiada putus: Matriakat, reformisme Islam, dan kolonialisme di Minangkabau. Jakarta: Freedom Institute.

Halliday, M. A. K., & Hasan, R. (1989). Language, context, and text: Aspects of language in a social-semiotic perspective. Victoria: Deakin University.

Hasanuddin W. S. (2015a), Transformasi dan produksi sosial teks melalui tanggapan dan penciptaan karya sastra. Bandung: Angkasa.

Hasanuddin W. S. (2015b). Kearifan lokal dalam tradisi lisan kepercayaan rakyat ungkapan larangan tentang kehamilan, masa bayi, dan kanak-kanak masyarakat Minangkabau wilayah adat Luhak Nan Tigo. Kembara Jurnal Ilmu Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Volume 1, hlm. 198–204.

Hasanuddin W. S. (2016). Warisan budaya takbenda ungkapan tradisional Minangkabau: Kearifan lokal masyarakat tentang tunjuk ajar dan nasihat-nasihat mulia: Humanus Jurnal Ilmu-ilmu Humaniora, Volume XV, hlm. 131–141.

Honeck, R. P. (1997). A proverb in mind: e cognitive science of proverbial wit and wisdom. London: Lawrence Erlbaum Associate.

Iskandar, N. S., Pamuntjak, K. St., Iskandar, N. St., & Madjoindo, A. Dt. (1961). Peribahasa. Jakarta: Balai Pustaka.

Junus, U. (1993). Dongeng tentang cerita. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Keyzer, S. (1862). Een verzameling van Javaansche spreekwoordelijk uitdrukkingen (Satu himpunan peribahasa Jawa). Bijragen tot de Taal-, Land-en Volkenkunde van Nederlands Indie, Deel 99, 161–201.

Latief, Ch. N. (2002). Etnis dan adat Minangkabau. Bandung: Angkasa.

Navis, A. A. (1984). Alam terkembang jadi guru: Adat dan kebudayaan Minangkabau. Jakarta:

Gra ti Press.

Oktavianus. (2012). Bertutur Kias dalam Bahasa Minangkabau. Padang: FIB Unand Press.

Rusyana, Y. (2000). Prosa tradisional: Pengertian, klasi kasi, dan teks. Jakarta: Pusat Bahasa.

Sunardjo, N., Sulistiati, & Mahmud, A. (2000). Struktur karya dan nilai budaya. Jakarta: Pusat Bahasa.

Salahuddin, A. (2014). Tradisi lisan maondu pojo: Senandung menidurkan anak masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat. Padang: Suka Bina Press.

Taum, Y. Y. (2011). Studi sastra lisan: Sejarah, teori, metode, dan pendekatannya disertai contoh penerapannya. Yogyakarta: Lamalera.

Teeuw, A. (2000). Sastra dan ilmu sastra: Pengantar teori sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Udin, S. (1993). Seri tradisi lisan Nusantara: Rebab pesisir selatan Malin Kundang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Baker, C. (1992). Attitudes and language. Adelaide: Multilingual Matters Ltd.

Chaer, A., & Agustina, L. (2014). Sosiolinguistik: perkenalan awal. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fasold, R. W. (1984). e sociolinguistics of society. Oxford: Blackwell Publishers.

Kendler, H. H. (1974). Basic Psychology. Philipines: Benyamin/Cummings.

Koentjaraningrat. (1990). Metode-metode penelitian. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Krech, D., Crutch eld R. C., & Ballachey E. L. (1996). Sikap sosial (social attitudes). Jakarta: Depdikbud.

Suhardi, B. (1993). Sikap bahasa: Suatu telaah Eksploratif atas sekelompok sarjana dan mahasiswa di Jakarta. Jakarta: FSUI.

Badudu, J. S. (1994). Inilah bahasa Indonesia yang benar II. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Chaer, A., & Agustina, L. (2014). Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Fujiastuti, A. (2014). Ragam bahasa transaksi jual beli di Pasar Niten Bantul. Jurnal Bahastra, XXXII(1).

Kartomihardjo, S. (1988). Bahasa cermin budaya dan masyarakat. Jakarta: Depdikbud.

Kridalaksana, H. (1981). Fungsi bahasa dan sikap bahasa. Ende: Nusa Indah.

Mahsun. (2005). Metode penelitian bahasa: Tahapan strategi, metode, dan tekniknya. Jakarta: PT Raja Gra ndo Persada.

Nababan, P. W. J. (1984). Sosiolinguistik: Suatu pengantar. Jakarta: PT Gramedia.

Patteda, M. (1987). Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.

Rahardi, K. (2001). Kajian sosiolinguistik: Ihwal kode dan alih kode. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rahman, B. (2012). Variasi penggunaan bahasa Sasak dialek meno-mene berdasarkan strata sosial pada masyarakat Desa Jembatan Kembar Kabupaten Lombok Barat (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Mataram).

Rosida, I. (2014). Variasi bahasa Bima pada masyarakat Nelayan di Desa Guda Kecamatan Sape Kabupaten Bima (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Mataram).

Samsuddin. (2011). Pengunaan Bahasa Indonesia dalam Aktivitas Jual Beli di Pasar Anduonohu dan Mall Mandonga Kota Kendari (Tesis). Makassar: Universitas Hassanudin Makassar.

Samsuri. (1983). Analisis bahasa. Jakarta: PT Erlangga.

Suandi, I. N. (2014). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sumarsono. (2007). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda.

Supardo, S. (1988). Bahasa dalam konteks. Jakarta: Depdikbud.

Suwito. (1982). Sosiolinguistik: Teori dan problem. Surakarta: Henary O set.

Agustrijanto. (2001). Seni mengasah kreativitas dan memahami bahasa iklan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hann, F. E., & Mangun, K. G. (1999). Beriklan dan berpromosi sendiri. Jakarta: Gra ndo.

Kolter, P. (2002). Manajemen pemasaran; Edisi Milenium. Jakarta: Prehallindo.

Peraturan Daerah Kota Jakarta No. 7. (2013). Penyediaan, penyerahan, dan pengelolaan prasarana, sarana dan utilitas perumahan dan permukiman. Jakarta: Sekretariat DPRD Provinsi DKI Jakarta.

Shimp, A. T. (2003). Periklanan dan promosi. Jakarta: Erlangga.

Arofah, K. (2015). Youtube sebagai media klari kasi dan pernyataan tokoh politik. Jurnal Ilmu Komunikasi, 13(2), 111–123.

Asmara, R. (2016). Strategi kebahasaan Presiden Jokowi dalam menanamkan ideologi dan manifesto pemerintahan. LITERA, 15(2), 379–388.

Corry W, Andy. (2009). Etika Berkomunikasi dalam Penyampaian Aspirasi. Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun I/01/2009, 14–18.

Ermanto & Emidar. (2009). Bahasa Indonesia: Pengembangan kepribadian di perguruan tinggi. Padang: UNP Press.

Leech, G. (1993). Prinsip-prinsip pragmatik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Luhukay, M. S. (2007). Presiden SBY dan politik pencitraan: Analisis teks pidato Presiden SBY

dengan pendekatan retorika Aristoteles. Jurnal Ilmiah Scriptura, 1(2).

Mujianto, G. (2013). Tuturan pejabat negara dalam berita “korupsi” pada media massa cetak.

Jurnal Humanity 8(2), 13–20.

Mustakim. (2015). Bentuk dan pilihan kata. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan

Bahasa Kemendikbud.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Keprotokolan.

Pranowo. (2015). Unsur intralingual dan ekstralingual sebagai penanda daya bahasa dan nilai rasa bahasa dalam kesantunan berkomunikasi. Jurnal Adabiyya?t, XIV(2), 192–225.

Pusvita, W. D. (2016). Kesantunan maksim dan imperatif dalam Mata Najwa episode “Habibie Hari Ini” (Sebuah Kajian Pragmatik). Prosiding International Seminar Prasasti III.

Rohali. (2011). Kesantunan berbahasa sebagai pilar pendidikan karakter: Perspektif sosioprag- matik. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun I(1), 76 –97.

Sartini, N. W. (2015). Bahasa dan pencitraan: Strategi kebahasaan dalam wacana politik. Jurnal Tutur 1(2) 2015, 171–179.

Sasangka, S. S. T. W.. (2015). Kalimat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud.

Setiana, A., Munaris, & Fuad, M. (2015). Aspek kebahasaan Jokowi pada debat calon presiden dan kegunaannya dalam pembelajaran. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) April 2015 Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung, 1–12.

Sosiowati, I G. A. G. (2013). Kesantunan bahasa politisi dalam talk show di Metro TV (Disertasi). Program Doktor Program Studi Linguistik Program Pascasarjana, Universitas Udayana Denpasar.

Subali, E. (2009). Bung Karno, fenomena kebahasaan dan lahirnya Indonesia Merdeka. Jurnal Sosial Humaniora, 2(1), 15–28.

Subroto, D. E. (1992). Pengantar metode penelitian struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Sudaryanto. (1993). Metode dan aneka teknik analisis bahasa: Pengantar penelitian wahana kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Tabroni, R. (2017). Komunikasi politik Mohammad Natsir. Communicatus: Jurnal Ilmu Komuni- kasi, 1(1), 45–65. Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

Widiatmoko, B. (2007). Analisis bahasa politik pejabat publik Indonesia berdasarkan tinjauan lsafat nilai. Jurnal Paradigma, 8(01), 119–128.

Widyawari, C. P. G. M. (2016). Representasi ideologi dalam tuturan santun para pejabat negara pada talk show Mata Najwa. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 5(1), 1–11.

Yusri, Y. H., & Riskawati. (2016). Representasi tindak tutur calon Gubernur Sulawesi Selatan: Analisis wacana kesopanan berbahasa. Makara, Sosial Humaniora, 16(2), 116–122.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). https://kbbi.kemdikbud.go.id/

Badawi, A. (2009). Hubungan antara ukuran kosakata siswa dan kemampuan mereka dalam menggambarkan sesuatu di SMPN 54 Konawe Selatan. Diakses pada 20 November 2017 dari http://sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/A1D412009_sitedi_ABSTRACTIndo&En- gahmadalbadawi.pdf..

Gyllstad, H., Vilkaite, L., & Schmitt, N. (2015). Assessing vocabulary size through multiple-choice formats issues with guessing and sampling rates. International Journal of Applied Linguistics 166(2), 276–303.

Hashimoto, B. J. (2016). Rethinking vocabulary size tests: Frequency versus item di culty (Tesis). Department of Linguistics and English Language, Brigham Young University.

Kasno. (2004). Kamus sebagai sumber rujukan dan pengajaran kosakata. Jakarta: Pusat Bahasa.

Kridalaksana, H. (2007). Kelas kata dalam bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mac Turck, R. H., & Morgan, G. A. (1995). Mastery motivation origins: Conceptualizations and applications. New Jersey: Ablex Publishing Corporation.

Mills, G. (2000). Action research: A guide for the teacher researcher. Ohio: Merrilan imprint of Prentice-Hall International Inc.

Olmos, C. (2009). An assessment of the vocabulary knowledge of students in the nal year of secondary education. Is their vocabulary extensive enough? International Journal of English Studies (IJES) 9(3) University of Murcia www.um.es/ijes.

Paul. (2012). e Vocabulary Size Test, https://www.victoria.ac.nz/lals/about/sta /publications/ paul-nation/Vocabulary-Size-Test-information-an. Diakses pada 3 Maret 2017.

Pramesti, U. D. (2015). Peningkatan penguasaan kosakata bahasa Indonesia dalam keterampilan membaca melalui teka-teki silang: (Penelitian Tindakan di Kelas VI SDN Surakarta 2, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)”: Jurnal Puitika, 11(1).

Rahmadalia, N. L. (2004). Peningkatan penguasaan kosakata bahasa Indonesia siswa dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan medan makna di SD Kutajaya I Tangerang (Skripsi, Universitas Negeri Jakarta).

Santrock, J. W. (1996). Child development. Seventh edition. London: Brown & Benchmark. Tarigan, H. G. (1993). Pengajaran kosakata. Bandung: Angkasa.

Emzir. (2012). Metodologi analisis data: Penelitian kualitatif. Jakarta: Raja Gra ndo.

Hudaa, S. (2017). Kontemplasi bahasa: Munculnya kosakata baru dalam media sosial. Makalah disampaikan dalam acara Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Universitas Sebelas Maret, Solo, Jawa Tengah.

Kasmansyah. (2011). Mengkaji ulang media massa dalam pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Dalam Risalah Kongres Bahasa VIII. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Krippendor , K. (2004). Content analysis an introduction to its methodology. New York: Sage Publication.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Santosa, P., & Jaruki, M. (2016). Mahir berbahasa Indonesia baik, benar, dan santun. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Cruse, A. (2004). Meaning in language: Introduction to semantics and pragmatics. Second edition. New York: Oxford University Press.

Djiwandono, M. S. (1996). Tes bahasa dalam pengajaran. Bandung: Penerbit ITB.

Gafari, M. O. F. (2016). Kosakata akademik pada buku sekolah elektronik tingkat SD, SMP, dan SMA. Jurnal Unimed, 27(1). [Jurnal Unimed.ac.id/2012/index.php/bahasa-article/ view/ 5677].

Keraf, G. (2006). Diksi dan gaya bahasa. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana, H. (1993). Kamus linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UGM.

Moeliono, A. M. (1989). Kembara bahasa. Jakarta: Gramedia.

Moeliono, A. M. (1985). Pengembangan dan pembinaan bahasa: Ancangan alternatif di dalam

perencanaan bahasa. Jakarta: Djambatan.

Mustakim. (2016). Bentuk dan pilihan kata. Seri penyuluhan bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan kebudayaan.

Mulyati, Y. (2010). Kosakata siswa sekolah dasar kelas rendah (Kajian jenis kata, bentuk kata, jenis makna, dan medan makna). Bahasa dan Seni, 45(1), 99–107. Diakses dari Jurnal2. um.ac.id/index.php/jbs/article/view/681.

Qadratillah, M. T. (2016). Tata istilah. Seri penyuluhan bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Rahmawati, D. (2011). Penguasaan kosakata bahasa Indonesia pada anak usia prasekolah. [Jurnal. online.um.ac.id/data/artikel/artikel].

Soedjito. (1992). Kosa kata bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Solihah, A. (2009). Hubungan antara penguasaan kosakata dan pemahaman tindak tutur dengan kemampuan mendengarkan: Survei di Kelas X SMAIT Nurul Fikri, Depok (Tesis). Program Studi Pendidikan Bahasa, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Jakarta.

Sugiyono. (2008). Statistika untuk penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Kamus besar bahasa Indonesia. Edisi V. Hasanudin, C. (2017). Analisis kesalahan berbahasa pada penulisan media luar ruang di Kabupaten

Bojonegoro. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 17(01), 117–126.

Kriyantono, R. (2008). Teknik praktis riset komunikasi: disertai contoh praktis riset media, public relations, advertising, komunikasi organisasi, komunikasi pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Reklame.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 04 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Reklame.

Prayoga, N. E. (2017). Analisis kebijakan pengawasan terhadap penyelenggaraan dan penataan reklame di Kota Semarang.

Purnama, B. E. (2016). Penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik rendah. Diakses 17 November 2017 dari http://mediaindonesia.com/read/detail/51507-penggunaan-bahasa-indonesia- di-ruang-publik-rendah.

Suhendar, D. (2010). Implementasi kebijakan penyelenggaraan reklame di Kota Bandung. unfari. ac.id/assets/ le/f0d4d508e257b7213f69c3651eb2ce00.pdf diakses 19 November 2017.

Chaer, A. (2013). Fonologi bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Prihartono, W. (2013). Ciri akustik tuturan modus deklaratif bahasa Jawa penutur di Medan (Perbandingan dengan ciri akustik tuturan modus deklaratif bahasa Jawa penutur di Solo). (Tesis). Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara.

Sugiyono. (2003). Pedoman penelitian bahasa lisan: Fonetik. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Suryani, Y., & Darmayanti, N. (2012). Kemahiran berbahasa Indonesia penutur Korea: Kajian prosodi dengan pendekatan fonetik eksperimental. Sigma-Mu, 4(2). Bandung: Universitas Padjadjaran.

Suswandari, M. (2009). Identitas dialek Banyumasan sebagai sebuah konstruksi budaya: Studi penggunaan dialek Banyumasan di kalangan mahasiswa asli Banyumasan yang belajar di Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2009 (Skripsi). Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta.

Tim KBBI. (2016). Kamus besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Cetakan Kesepuluh Edisi IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional dan Gramedia Pustaka Utama.

Wijana, I D. P. (2005). Pemertahanan dialek Banyumas terhadap dominasi dialek Solo-Yogya. Humaniora 17(2), 154–159. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.

Cruse, A. (2000). Meaning in language. New York: Oxford

Depdiknas. (2004). Kurikulum berbasis kompetensi (KBK TK/RA 2004): Matriks hubungan

kompetensi dasar, hasil belajar, indikator dalam tema kelompok b. Jakarta: Depdiknas.

Hermawaty, R. (2010). Ajaran kosakata dalam buku ajar bahasa Indonesia untuk SMA. (Tesis). FIB Universitas Indonesia, Depok.

Hunt, A., & Beglar, D. (2002). Current research and practise in teaching vocabulary. Methodology in Language Teaching (CUP). New York: Cambridge University Press.

Keraf, G. (2004). Komposisi. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi.

Kasno. (2014). Kamus sebagai sumber rujukan dan pengajaran kosakata. Jakarta: Pusat Bahasa.

Kridalaksana, H. (1993). Kamus linguistik. Jakarta: Gramedia

Nation, P. (2002). Current research and practise in teaching vocabulary. Methodology in Language Teaching (CUP). New York: Cambridge University Press.

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UGM.

Purwo, B. K. (1990). PELLBA 3: Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atmajaya Ketiga. Jakarta: Kanisius.

Pramesti, U. D. (2015). Peningkatan penguasaan kosakata bahasa Indonesia dalam keterampilan membaca melalui teka-teki silang. Puitika, 11(1).

Soedjito. (1992). Kosakata bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

Sutarsyah. (2003). Word-de nition matching format. A vocabulary level for EFL students. Paper

disajikan dalam e 1st TEFLIN International Conference. Bandung. Tarigan, H. G. (2015). Pengajaran kosakata. Bandung: Angkasa.

Azwar, S. (1996). Pengantar psikologi inteligensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chaer, A. (2003). Seputar tata bahasa baku bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Kamus besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi IV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana. (2009). Kamus linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Mustaqim, A. W. (1996.) Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Pateda, M. (1989). Analisis kesalahan. Ende Flores: Nusa Indah.

Sugiono. (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, D. (1996). Analisis kesalahan berbahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTA Setara D-III.

Tarigan, H. G. (2009). Pengajaran ejaan bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (2013). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G., & Tarigan, D. (2011). Pengajaran analisis kesalahan berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

Waridah, E. (2012). EYD: Ejaan yang disempurnakan dan seputar kebahasa-Indonesiaan. Bandung: Ruang Kata.

Abidin, Y. (2012). Model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman berorientasi pendidikan karakter. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II(2), 164–177.

Hosnan. (2016). Pendekatan sainti k dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kemendikbud. (2013). PP Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Muslich, M. (2010). Pengembangan model assessment afektif berbasis self assessment dan peer assessment di SMA Negeri 1 Kebomas. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan. (2), 143–148.

Majid, A. (2014). Penilaian autentik proses dan hasil belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Masrukan. (2014). Penilaian otentik pembelajaran Matematika. Semarang: CV Swadaya Manunggal.

Nurgiyantoro, B., & Suyata, P. (2011). Model penilaian otentik dalam pembelajaran bahasa. Litera. 10(2), 114–125.

Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan R&D). Bandung: Alfabet.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Purwati, R. S. (2016). Pelaksanaan penilaian otentik keterampilan menulis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia SMP di Kecamatan Kalasan (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta).

Yusuf, M. (2015). Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Yuniawan, T. (2014). Model penilaian kinerja dalam pembelajaran membaca berbasis teks narasi bermuatan pendidikan karakter cinta budaya. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV. (1), 61–71.

Atisah, & Sunarti, S. (2016). Ritual dayango: Mutololati mulapu panyaki. Laporan Penelitian Konservasi Tradisi Lisan I, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta.

Budiman, H. (2009). Hak minoritas: Ethnos, demos, dan batas-batas multikulturalisme. Jakarta: Yayasan Interseksi.

Bouman, E. (1943). De Aloreesche Dansplaat. Bijdragen tot de Taal-Land-en Volkenkunde van Nederlandsch-Indie?, Deel 102,3de/4de A ., 481–500.

Endraswara, S. (2003). Metodologi penelitian sastra. Yogyakarta: Caps.

Guillot, C. (2008). Banten: Sejarah dan peradaban abad X-XVII. Jakarta: KPG, EFEO, dan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.

Hutomo, S. S. (1991). Mutiara yang terlupakan: Pengantar studi tradisi lisan. Surabaya: HISKI Jawa Timur.

Kamaludin, L. O. M. (2003, 3 Desember). Provinsi poros maritim di Indonesia. Media Indonesia.

Katubi. (2013). Lego-lego of alor people in East Nusa Tenggara Timur, Indonesia: the expressions of ancestor’s experience and language maintenace. In Proceedings of the International Workshop on Special Genre’s in and around Indonesia.

Kaprisma, H., & Yuwono, U. (2015). Coastal culture of the West Sumatra: Language and rites as symbolic power. Asian Studies Journal, 1(1).

Kutha Ratna, N. (2010). Teori, metode, dan teknik penelitian sastra. Denpasar: Pustaka Pelajar.

Koentjaraningrat. (1967). Manusia dan kebudayaan Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Koentjaraningrat. (1993). Masalah kesukubangsaan dan integrasi nasional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kleden, I. (2017). “Sastra dan Kebinekaan”. Makalah disampaikan dalam pertemuan MUNSI II di Hotel Mercure, 18-20 Juli 2017. Ancol, Jakarta Utara.Jakarta

Kymlicka, W. (2002). Kewarganegaraan multikultural: Teori-teori liberal mengenai hak minoritas (terjemahan). Jakarta: LP3ES.

Laksmiwati, D. K. (2012). Puteri Ong Tien Nio: Mengarungi samudra asmara meraih cinta sejati susuhunan jati romantika Caruban Nagari. Jogyakarta: Deepublish.

Lampe, M. (2012). Bugis-Makassar seamanship and reproduction of maritime cultural values in Indonesia. Humaniora, 24, 121–132.

Lapian, A. B. (2009). Orang laut bajak laut: Sejarah kawasan laut Sulawesi abad XIX. Depok: Komunitas Bambu.

Lord, A. B. (1976). e singer of tales. New York: Atheneum.

Melalatoa, M. J. (1997). Sistem budaya Indonesia. Jakarta: FISIP UI dan PT Pamator.

Nugroho, A. A. (2003). Benturan Peradaban, Multikulturalisme, dan Fungsi Rasio. Bentara, IV(4). Jakara.

Ong, W. J. (1967). e presence of the word. New Haven: Yale University Press.

Parekh, B. (2000). Rethinking multiculturalism: Cultural diversity and political theory. Basingstoke:

MacMilan Press.

Rodemeier, S. (1995). Local tradition on Alor and Pantar: An attempt at localizing Galiyao. Bijdragen

tot de Taal-, Land- en Wol- kenkunde 151, 438–442.

Rodemeier, S. (2006). Tutu Kadire in Pandai – Munaseli. Erza?hlen und Erinnern auf der vergessenen

Insel Pantar (Ostindonesien). Berlin: Lit Verlag. Passauer Beitra?ge zur Su?dostasienkunde. Rusyana, Y. (1982–3). Usaha penyebarluasan tradisi lisan. Analisis Kebudayaan, (2). Tahun III. Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif-kualitatif. R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunarti, S. (2015). Mendengar nenek moyang turun dari langit: Motif cerita asal-usul suku di Alor. Laporan Penelitian Mandiri Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa, Tahun Anggaran 2015.

Sunarti, S. (2016). Kosmologi laut dalam tradisi lisan Mandar. Jurnal Aksara. http://aksara. kemdikbud. go.id/jurnal/index.php/aksara/author. Diunduh 25 November 2016.

Stuart. (1987). A full hearing: Orality and literacy in the Malay world. Berkeley: University of California Press.

Sweeney, A. (1987). A full hearing: orality and literacy in the Malay world. California: Univ. of California Press.

Tjandrasasmita, Uka. (1995). Banten sebagai Pusat Kekuasaan dan Niaga Antarbangsa. Banten Kota Pelabuhan Jalan Sutra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Vansina, J. (2014). Tradisi lisan sebagai sejarah (Terjemahan). Yogyakarta: Ombak.

Wahyudi, S. S. (2011). Sedekah laut: Tradition for the shermen community in Pekalongan

Central Java. In Jurnal of Coastal Development, 14(3).

Walzer, M. (1982). Pluralism in political perspective. In M. Walzer (Ed.), e Politic of Ethnicity

(1–28). Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press.

Widati, S. (2011). Tradisi sedekah laut di Wonokerto Kabupaten Pekalongan: Kajian perubahan bentuk dan fungsi. (Tesis, Sekolah Pascasarjana UNNES, Semarang). Jurnal Program Pascasarjana, 1(2).

Damono, S. D. (1979). Sosiologi sastra: Sebuah pengantar ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Halim, K. (1944). Palawija. Jakarta: Balai Pustaka.

Iskandar, N. S. 1944. Cinta tanah air. Jakarta: Balai Pustaka.

Kleden, T. (2000). Nasionalisme: Perburuan tanpa tepi. Dalam Nasionalisme Perburuan Tanpa Tepi: Bunga Rampai Tulisan Pakar Tentang Nasionalisme. Jakarta: Badan Informasi dan Komunikasi.

Jassin, H. B. (1984). Surat-surat 1943–1983. Jakarta: Gramedia. Marahimin, I. (1977). Dan perang pun usai. Jakarta: Pustaka Jaya. Sylado, R. (2003). Kembang jepun. Jakarta: Gramedia.

Semi, A. (1993). Metode penelitian sastra. Pustaka: Bandung.

A. Halim R. (Ed.). (2013). Mendu teater rakyat Kalimantan Barat. Manuskrip. Makalah tidak diterbitkan.

Achmad, A. K. (2006). Mengenal teater tradisional di Indonesia. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta.

Achmad, A. K., Ganda, Y., Rochyatmo, A., & Mujiono (Ed.). (Tanpa Tahun Terbit). Ungkapan beberapa bentuk kesenian (teater, wayang, dan tari). Jakarta: Direktorat Kesenian, Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Ahimsa Putra, D. S. (2007). Ilmuwan, budaya, dan revitalisasi kearifan lokal: Tantangan teoretis dan metodologis. Pidato Ilmiah Dies Natalis FIB UGM ke-62. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Danandjaja, J. (2002). Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama Gra ti.

Darmansyah. (2017). Mendu: Seni teater khas Melayu Mempawah yang terlupakan. Diakses pada 21 November 2017 dari http://www.pontianakpost.co.id.

E endy, C. (2006a). Becerite dan bedande: Tradisi kesastraan Melayu Sambas. Pontianak: STAIN Press.

E endy, C. (2006b). Sastra sebagai wadah integrasi budaya. Pontianak: STAIN Press.

Endaswara, S. (2013). Metodologi penelitian sastra. Yogyakarta: Media Pressindo.

Juliastuty, D. (2014). Dinamika teater tradisional Mendu di Kalbar (1712–2014). Patanjala, 6(1): 33–48.

Moleong. (2000). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muliawan, J. U. (2014). Metode penelitian pendidikan dengan studi kasus. Yogyakarta: Penerbit

Gava Media.

Musa, M. (2017). Mendu dari Malikian, Satarudin Ramli hingga Ilham Setia. Diakses pada 21 November dari https://sayap-imaji.com.

Mutiasari, D. (2017). Eksistensi Mendu yang terlupakan di daerah sendiri. Diakses pada 8 November 2017 dari http://pontianak. tribunnews.com.

Nazir, M. (2003). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rais, W. A. (2017). Kajian etnolinguistik: Kearifan lokal dalam bahasa dan budaya Jawa. Pidato Pengukuhan Guru Besar Etnolinguistik Bidang Kearifan Lokal Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Ratnawati, L. D. (Ed.). (2014). Warisan budaya Takbenda Indonesia penetapan tahun 2014. Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Sobuwaty, D. (2011). Mendu: Teater rakyat Natuna. Marwah. 11(1), 4–14.

Zed, M. (2008). Metode penelitian kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Afwah, N. (2010). Makna kematian dalam cerpen karya Budi Darma ‘Manusia yang Berdosa’ (kajian psiko-analisis Freud)”. Jurnal Studi Islam Madinah, 3(1).

Ambarwati, H. P. (Tanpa tahun). Realitas kematian dalam novel Simple Miracles karya Ayu Utami. Firly, Sandy: (18 Juni 2017) “Hikayat Rumah Lanting”. Kompas.

Hadi, Abdul. (15 Oktober 2017). “Hikayat Tukang Kayu”. Kompas.

Jouwe, M. Y., Troena, E. A., Surachman, & Setiawan, M. (2011). Pengaruh peran tiga tungku (tokoh pemerintah, tokoh adat, dan tokoh agama) dalam gaya kepemimpinan terhadap kinerja aparat kampung di Kota Jayapura. Jurnal Aplikasi Manajemen, 9(1).

Stamadova, H. (2017). Peranan tokoh adat dalam mempertahankan adat tunggu tubang pada masyarakat Semendo di Desa Sinar Semendo Kelurahan Labuhan Dalam Kecamatan Tanjung Senang Kota Bandar Lampung (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Abdul, R., Supratman, & Maryani, Y. (1999). Intisari sastra Indonesia untuk SLTP. Bandung: Pustaka Setia.

Aminuddin. (2004). Pengantar apresiasi karya sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Basang, D., & Didipu, H. (2010). Sastra daerah: Konsep dasar, penelitian, dan pengkajiannya. Gorontalo: UNG.

Daeng, K., & Syamsuddin, M. B. (2014). Bahan ajar bahasa Makassar. Makassar: UNM, FBS. Djojosuroto, K. (2005). Puisi: Pendekatan dan pembelajaran. Bandung: Nuansa.

Hakim, A. (2001). Kiat menulis artikel di media cetak. Bandung: Nuansa.

Jobrohim, dkk. (2001). Cara menulis kreatif . Yogyakarta: Rineka Cipta.

Nurgiantoro, B. (2009). Penilaian dan pengajaran bahasa dan sastra. Yogyakarta: BPFE.

Prodopo, R. D. (2002). Pengkajian puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pranoto, N. (2004). Creative writing: 72 jurus seni mengarang. Jakarta: PT Prima Media Pustaka.

Purwanto. (2012). Metodologi penelitian kuantitatif untuk psikologi dan pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumardjo. (1997). Novel Indonesia mutakhir: Sebuah pengantar. Bandung: Nurcaya. Sutjarso. (2005). “Apresiasi puisi”. Makassar: FBS UNM.

Tarigan, H. G. (1986). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa. Waluyo, H. J. (1995). Teori dan apresiasi puisi. Jakarta: Erlangga.

Zulfahnur, dkk. (1996). Apresiasi puisi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Alwasilah, A. C., Suryadi, K., & Karyono, T. (2009). Etnopedagogi: Landasan praktek pendidikan dan pendidikan guru. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Asriningpuri, H., Kurniawati, F., & Pambudi, G. (2015). Teknologi hijau warisan nenek moyang di tanah Parahyangan. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 7(1), 51–65.

Badan Bahasa. (2016). Literasi di Indonesia. Diakses pada 19 Maret 2017 dari http://badanbahasa. kemdikbud. go.id//.

Danandjaja, J. (2007). Folklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Gra ti.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1987). Peralatan hiburan dan kesenian tradisional

daerah Jawa Barat. Jakarta: Depdikbud.

Desyana, P. (2016). Serunya bermain gagarudaan. Diakses pada 20 Maret 2017 dari http://www.

permainan-tradisional.com/2016/06/serunya-bermain-gagarudaan.html.

Dharmamulya, S. (2005). Permainan tradisional Jawa. Yogyakarta: Kepel Press.

Hurlock, E. (2005). Perkembangan anak jilid 1, edisi keenam, alih bahasa dr. Meitasari Tjandrasa dan Dra. Muslchah Zarkasih. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Fajarwati, E. (2008). Permainan tradisional yang tergerus zaman. Artikel diambil pada tanggal 02 Mei 2009 di www.nasimaedu.com

Kurniati, E. (2011). Permainan tradisional Jawa Barat dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia dini. (Skripsi, diakses pada 19 Maret 2017 dari https://kumpulanskripsipaud. wordpress. com/2011/11/28/peran-permainan-tradisional-jawa-barat-dalam-mengembang- kan-kemampuan-motorik-kasar-anak-usia-dini-analytical-content-terhadap-video-per- mainan-tradisional-jawa-barat-yang-disusun-oleh-euis-kurniati-pa/.

Mulyadi, S. (2004). Bermain dan kreativitas (upaya mengembangkan kreativitas anak melalui kegiatan bermain). Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

RUU tentang Perlindungan dan Pemanfaatan Kekayaan Intelektual Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional (PTEBT).

Suratno, T. (2010). Memaknai etnopedagogi sebagai landasan pendidikan guru di Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Proceedings of e 4th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung, Indonesia, 8–10 November 2010.

Alwi, H., Pardjowidjojo S., Lapoliwa, H., dan Moeliono, A. M. (2010). Tata bahasa baku bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Balai Pustaka.

Kridalaksana, H. (2009). Kamus linguistik (Edisi keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Rahardi, R. K. (2005). Pragmatik: Kesantunan imperatif bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Sumanto. (2014). Teori dan aplikasi metode penelitian. Jakarta: Buku Seru.

Surakhmad, W. (2004). Pengantar penelitian ilmiah: Dasar, metode, dan teknik. Bandung: Tarsito.

Syamsuddin. (1992). Studi wacana: Teori-analisis-pengajaran. Bandung: Mimbar Pendidikan Bahasa dan Seni FPBS IKIP Bandung.

Aedi, N. (2010). Bahan belajar mandiri metode penelitian pendidikan 8: Pengolahan dan analisis data hasil penelitian. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Ari n, M. (2017). Mempertahankan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa. Dalam Prosiding Seinar Bulan Bahasa UNIB 2015, 82–87. Diakses pada 15 Agustus 2017 dari http:// repository.unib.ac.id/11113/1/8-M.%20Ari n.pdf.

Aritonang, B. (2013). Kemampuan dan pandangan masyarakat tutur Sebatik terhadap bahasa Indonesia, daerah, dan asing. Yogyakarta: Lokus Tiara Wacana Group.

Aslinda & Syafyahya, L. (2007). Kedwibahasaan, dwibahasawan, dan diglosia. Bandung: Re ka Aditama.

Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia (BNPPRI). (2017). Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 1 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara Tahun 2015–2019. Jakarta: Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia.

Bahri, S. (2008). Interferensi sintaksis bahasa Minangkabau dalam bahasa Indonesia pada masyarakat Minang perantau di Medan. BAHAS, 69(XXXV). Diakses pada 17 Oktober 2017 dari http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/bahas/issue/view/434.

Chaer, A. & Agustina, L. (2010). Sosiolinguistik: Perkenalan awal. Jakarta: Rineka Cipta. Durianto, D. (2003). Inovasi pasar dengan iklan yang efektif: Strategi, program, dan teknik

pengukuran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Google. (2017). Diakses pada 5 Juni 2017 dari https://www.google.co.id/maps/ dir/1.2803579,120.5814461/Tau+Lumbis,+Lumbis,+Kabupaten+Nunukan,+Kaliman- tan+Utara.

Handayani, R. (2016). Kebanggaan masyarakat sebatik terhadap bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing: Deskripsi sikap bahasa di wilayah perbatasan. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 5(2). Diakses pada 17 Oktober 2017 dari http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/ index.php/jurnal_ranah/-article/view/148.

Komalasasi, I. & Rusdiana, I. (2017). Upaya pemertahanan bahasa. Dalam 2nd NEDS Proceedings, 105–112. Diakses pada 21 November 2017 dari http://english.stkipbjm. ac.id/wp-content/ uploads/2017/06/Ida-Komalasasi-Ida-Rusdiana.pdf.

Kushartanti, Yuwono, V., & Lauder, M. R. M. T. (2005). Pesona bahasa langkah awal memahami linguistik. Jakarta: PT Sun Printing.

Laiya, R. E. (2015). Pilihan bahasa pada masyarakat multibahasa di Desa Botohilisorake, Nias Selatan: Penelitian etnogra pada masyarakat multibahasawan Nias, Indonesia, dan Inggris. Bahtera: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 14(1), 156–167. Diakses pada 7 September 2017 dari http://journal.unj.ac.id/unj/ index.php/bahtera/article/view/607.

Maharani, S. A. I. (2017). Pemertahanan bahasa ibu di kalangan remaja pada lingkungan puri di Kabupaten Gianyar. Dalam Kongres International Masyarakat Linguistik Indonesia (KIMLI), 2011, 78–82. Diakses pada 21 Agustus 2017 dari http://a-research.upi.edu/pdf.

Mukhamdanah. (2015). Pandangan dan sikap bahasa masyarakat di wilayah perbatasan: Kasus masyarakat di Entikong, Kalimantan Barat. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 4(2), 179–199. Diakses pada 12 Agustus 2017 dari http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index. php/jurnal_ranah/article/view/32.

Mutafariha, R. (2015). Analisis kontrastif kosakata bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia pada lm animasi Upin dan Ipin. (Skripsi Sarjana Sastra Indonesia, Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa Dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang).

Mutmainnah, Yulia. (2008). Pemilihan kode dalam masyarakat dwibahasa: Kajian sosiolinguistik pada masyarakat Jawa di Kota Bontang, Kalimantan Timur. (Tesis Magister Linguistik, Program Pascasarjana Universitas diponegoro, Semarang).

Narbuko & Achmadi. (2002). Metodologi penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurdin, N. B. & Rahman, M. (2012). Pergeseran dan pemertahanan bahasa. Diglossia, 4(1). Diakses pada 23 Juni 2017 dari http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/diglosia/ article/view/226/201.

Prasetyowati, D. A. (2016). Analisis statistik: Teori dan aplikasi menggunakan SPSS. Palembang: Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indo Global Mandiri.

Royrani, M. F. & Efendy, O. (2017). Kajian etnobotani masyarakat dayak di Desa Tau Lumbis, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia. Berita Biologi: Jurnal Ilmu- Ilmu Hayati, 14(2), 117–185. Diakses pada 11 Agustus 2017 dari http://e-journal.biologi. lipi.go.id/index.php/berita_biologi/article/view/1852.

Saddhono, K. (2013). Pengantar sosiolinguistik teori dan konsep dasar. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Simamora, B. (2004). Panduan riset perilaku konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Siregar, B. U., Isa, D. S., & Husni, C. (1998). Pemertahanan bahasa dan sikap bahasa: Kasus

masyarakat bilingual di Medan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Spiegiel, Murray R. (1984).Teori dan soal-soal statistik versi SI (metrik) (I. N. Susila & E. Gunawan,

Penerj.). Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sumarsono. (1993). Pemertahanan Bahasa Melayu Loloan di Bali. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sutami, H. (2012). Fungsi dan kedudukan bahasa Mandarin di Indonesia. Paradigma: Jurnal Kajian Budaya, 2(2), 212–239. Diakses pada 2 Agustus 2017 dari http://paradigma.ui.ac. id/index.php/paradigma/article/view/28.

Usman, H. & Akbar, P. S. (2008). Metodologi penelitian sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Zul kar, A. (2013). Bahasa Indonesia sebagai embrio bahasa ASEAN: Peluang dan tantangan menuju ASEAN Community 2015. Dalam Makalah Kongres Bahasa Indonesia X, 28–31 Oktober 2013, Jakarta. Diakses pada 2 Oktober 2017 dari http://badanbahasa.kemdikbud. go.id/lamanbahasa/sites/default/ les/Kumpulan%20Makalah%20KBI%20X_subtema%20 3_0.pdf.

Wilian, S. (2017). Pemertahanan bahasa dan kestabilan kedwibahasaan pada penutur bahasa Sasak di Lombok. Jurnal Linguistik Indonesia, 28(1), 23–39. Diakses pada 2 Juli 2017 dari http://www.linguistik-indonesia.org/images/ les/PemertahananBahasadanKestabi- lanKedwibasaan.pdf.

Winarti, S. (2015). Sikap bahasa masyarakat di wilayah perbatasan NTT: Penelitian sikap bahasa pada Desa Silawan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Metalingua, 13(2), 215–227. Diakses pada 24 Februari 2016 dari http://metalingua.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/ metalingua/article/view/8/8.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Wajo. (2011). Kabupaten Wajo dalam angka 2011. Katalog tidak untuk diterbitkan. Wajo: Badan Pusat Statistik.

Bahrum, S. (2003). Tionghoa peranakan Makassar: Pembauran melalui perkawinan antarbudaya. Makassar: Yayasan Baruga Nusantara.

Bungin, H. M. B. (2008). Sosiologi komunikasi: Teori, paradigma, dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat. Jakarta: Kakilangit Kencana.

Cangara, H. (2010). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Raja Gra ndo Persada.

Devito, J. (1997). Komunikasi antarmanusia. Jakarta: Professional Book.

Koentjaraningrat. (2004). Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Mulyana, D. (2000). Human communication: Konteks-konteks komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, D. & Rakhmat, J. (2006). Komunikasi antarbudaya: Panduan berkomunikasi dengan orang-orang berbeda budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurhadiantomo. (2004). Hukum integrasi sosial: Kon ik-kon ik sosial pri-nonpri dan hukum keadilan sosial. Surakarta: Muhammadiyah University Press, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Riswandi. (2009). Ilmu komunikasi. Jakarta Barat: Graha Ilmu.

Sihabuddin, A. (2011). Komunikasi antarbudaya: Satu perspektif multidimensi. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Alwi, H., & Sugono, D. (2011). Politik Bahasa: Risalah Seminar Politik Bahasa. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Bowden, F. J. (2013). Language and basic education in Indonesia. Linguistik Indonesia, Tahun ke-31(1), 1–13.

Chaer, A. (2010). Telaah bibliogra kebahasaan bahasa Indonesia/Melayu. Jakarta: Rineka Cipta. Jones, R. (Ed.). (2008). Loan-words in Indonesian and Malay. Jakarta: KITLV Press dan Yayasan

Obor Indonesia.

Moleong, L. J. (1989). Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta: Remadja Karya.

Montolalu, L. R., Muhadjir, & Lauder, M. R. M. T. (2007). Tipologi bahasa dan bahasa-bahasa di dunia”. Dalam Kushartanti, U. Yuwono, & M. R. M. T. Lauder (Eds.), Pesona bahasa: Langkah awal memahami linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Munsyi, A. D. (1996). 9 dari 10 kata bahasa Indonesia adalah asing. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Samuel, J. (2008). Kasus ajaib bahasa Indonesia? Pemodernan kosakata dan politik peristilahan. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, E?cole Franc?aise d’Extre?me-Orient, Pusat Bahasa, dan Forum Jakarta-Paris.

Sneddon, J. N. (2003). e Indonesian language: Its history and role in modern society. Sydney: University of New South Wales Press.

Soeparno. (1995). Pembinaan bahasa Indonesia sebagai upaya pembinaan perilaku bangsa. Dalam

Pidato pengukuhan guru besar bidang pendidikan bahasa pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Yogyakarta. Yogyakarta: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta.

Soeparno, Haryadi & Suhardi. (1997). Bahasa Indonesia untuk ekonomi. Yogyakarta: Ekonisia. Sudaryanto. (1993). Metode dan aneka teknik analisis bahasa: Pengantar Penelitian wahana

kebudayaan secara linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Abdullah, W. (2013). Etnolinguistik: Teori, metode, dan aplikasinya. Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kendal. (2010). Kendal, Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik.

Chaer, A. (1994). Linguistik umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Duranti, A. (1997). Linguistic anthropology. Cambridge: Cambridge University Press.

Fernandez, I. Y. (2008). Kategori dan ekspresi linguistik dalam bahasa Jawa sebagai cermin kearifan lokal penuturnya: Kajian etnolinguistik pada masyarakat petani dan nelayan. Jurnal Kajian Linguistik dan Sastra, 20(2), 166–177.

Haryanti, D. & Wahyudi, A. B. (2007). Ungkapan etnis petani Jawa di Desa Japanan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten: Kajian etnolinguistik. Jurnal Kajian Linguistik dan Sastra, 9(1), 35–50.

Kridalaksana, H. (2001). Kamus linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mahali, S. N. H. (1999). Mantera: Satu penelitian awal di kalangan petani bajau. Jumal Kinabalu,

V(1999), 51–82.

Novitasari, N. (2014). Penelitian register bidang pertanian pada masyarakat petani di Desa

Bangsalsati, Kecamatan Tanggul (Skripsi, PBSI FKIP, Universitas Jember). Parera, J. D. (1993). Menulis tertib dan sistematik. Jakarta: Penerbit Erlangga. Ramlan. (2005). Ilmu bahasa Indonesia sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.

Sembiring, S. A. Br. (2002). Periodesasi waktu berdasarkan pengalaman petani: Kajian antropologi mengenai Periode perkembangan budidaya hortikultura di Brastagi, Kabupaten Karo (Tesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara).

Sudaryanto. (1983). Linguistik esai tentang bahasa dan pengantar ke ilmu bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sudaryanto. (1993). Metode dan aneka teknik analisis bahasa: Pengantar penelitian wahana kebudayaan secara linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sulistiyono, I. (2015). Ken-duren Wonosalam: Studi deskriptif makna ken-duren Wonosalam pada masyarakat Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. AntroUnairdotNet, IV(1), 77–85.

Badudu, J. S. (1994). Inilah bahasa Indonesia yang benar II. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Chaer, A., & Agustina, L. (1995). Sosiolinguistik: Suatu pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A., & Agustina, L. (2014). Sosiolinguistik: Perkenalan awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Mahsun. (2005). Metode penelitian bahasa: Tahapan strategi, metode, dan tekniknya. Jakarta: PT Raja Gra ndo Persada.

Nababan, P. W. J. (1984). Sosiolinguistik: Suatu pengantar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Nadar, F. X., Wijana, I. D. P., Poedjosoedarmo, S., & Djanawati, S. (2005). Penolakan dalam

bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Jurnal Penelitian Humaniora, 17(2), 166–178. Samsuri. (1983). Analisis bahasa. Jakarta: PT Erlangga.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. Sumarsono. (2012). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Balai Pustaka.

Supardo, S. (1988). Bahasa dalam konteks. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Aminuddin. (2004). Pengantar apresiasi karya sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Oemarjati, Boen S. (1992). Dengan sastra mencerdaskan siswa: Memperkaya pengalaman dan

pengetahuan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Rahmanto, B. 1988. Metode pengajaran sastra, pegangan guru pengajar sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Sudaryanto. (1993). Metode dan aneka teknik analisis bahasa: Pengantar penelitian wahana kebudayaan secara linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sumardjo, J. & Saini K. M. (1997). Apresiasi kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Tarigan, H. G. (1985). Pengajaran gaya bahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.

Tarigan. (1985). Prinsip-prinsip dasar sastra. Bandung: Penerbit Angkasa.

Aminuddin. (2011). Pengantar apresiasi karya sastra. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo. Endraswara, S. (Ed.). (2016). Sastra ekologis: Teori dan praktik pengkajian. Yogyakarta: Center

for Academic Publishing Service.

Kleden, I. (2004). Sastra Indonesia dalam enam pertanyaan: Esai-esai sastra dan budaya. Jakarta: PT Pustaka Utama Gra ti.

Moleong, L. J. (2005). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purwanto. (2009). Tempat keramat masyarakat Dani di Lembah Baliem, Papua: Antara tradisi, konservasi sumber daya hayati, dan penguasan wilayah. Dalam H. Soedjito (Ed.), Situs keramat alami: Peran budaya dalam konservasi keanekaragaman hayati, 215–239. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Ra ek, M. (2010). Teori sastra: Kajian teori dan praktik. Bandung: PT Re ka Aditama.

Rooseno, T. H. N. (2015). Tentang manusia Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Samosir, O. (2009). Dalam Panitia Forum Mangunwijaya III (Ed.), Buku negara minus nurani: Esai-esai kritis kebijakan publik. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Ubaedillah, A. (2015). Pendidikan kewarganegaraan (civic education), Pancasila, demokrasi, dan pencegahan korupsi. Jakarta: Kencana.

Utomo, S. P. (2016). Delapan kuda putih berpacu: Cerpen S. Prasetyo Utomo. Diakses ada 28 November 2017 dari https://lakonhidup.com/2016/04/03/delapan-kuda-putih-berpacu/.

Utomo, S. P. (2017). Kehidupan di dasar telaga: Cerpen S. Prasetyo Utomo. Diakses pada 8 November 2017 dari https:// lakonhidup.com/ 2017/02/12/kehidupan-di-dasar-telaga/

Utomo, S. P. (2017). Pertunjukan hari ketujuh: Cerpen S. Prasetyo Utomo. Diakses pada 28 November 2017 dari https://lakonhidup.com/?s=Pertunjukan+Hari+Ketujuh+.

Achmad, S. W. (2017). Sejarah pemberontakan kerajaan di Jawa dari Medang hingga pasca-Mataram. Yogyakarta: Araska.

Ahmad, A. (1979). Sulalatus Salatin (Sejarah Melayu). Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka,

Ardison, M. S. (2017). Diponegoro dan perang Jawa. Surabaya: Ecosystem Publishing.

Baried, S. B., Soeratno, S. C., Sawoe, Sutrisno, S., & Syakir, M. (1985). Pengantar teori lologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Barton, G. (1999). Gagasan Islam liberal di Indonesia: Pemikiran neo-modernisme Nurcholish Madjid, Djohan Effendi, Ahmad Wahib, dan Abdurrahman Wahid. Jakarta: Pustaka Paramadina.

Braudel, F. (1976). e Mediterranean and Mediterranean world in the age of Philip II. New York: Harper Colophon Book.

Carey, P. (2014). Takdir riwayat Pangeran Diponegoro (1785–1855). Jakarta: Kompas. Didik. (16 Oktober 2017). [Wawancara pribadi].

Didik. (17 Oktober 2017). [Wawancara pribadi].

Dodo. (2016). Hari Ini, Menag Akan Buka Semiloka Manuskrip Ulama Nusantara Se-Asia Tenggara. Diakses pada 22 Maret 2017 dari kemenag.go.id/berita/read/413781/hari-ini- -menag-akan-buka-semiloka-manuskrip-ulama-nusantara-se-aseia-tenggara.

Geriya Agung. (2012). Babad Buleleng. Diakses pada 22 Oktober 2017 dari http://gustu107. blogspot.co.id/2012/03/babad-buleleng.html

Gooszen, A. J. & Gooszen, H. (1999). A demographic history of the Indonesian archipelago 1880–1942. Leiden: KITLV Press.

Gunawan, Apriyanto, Nana, Yeri, & Isidora (Penerj.). (2016). Babad Dipanegara: Manuskrip bersejarah Memory of the World UNESCO. Yogyakarta: Narasi.

Kamandoko, G. (2009). Trunojoyo sang pendobrak. Yogyakarta: Diva Press.

Lewis, E. D. & Mandalangi, O. P. (2008). Hikayat Kerajaan Sikka. Maumere: Penerbit Ledalero.

Liauw, Y. F. (1993). Sejarah kesusastraan Melayu klasik. Jakarta: Erlangga.

Parera, A. D. M. (1994). Sejarah pemerintahan raja-raja Timor. Jakarta: Sinar Harapan.

Pradipta, W. (Penerj.). (1981). Babad Diponegoro. Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Robson, S. O. (1994). Prinsip-prinsip lologi Indonesia (K. Gunawan, Penerj.). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan Universitas Leiden.

Suhady, I. & Sinaga, A. M. (2006). Wawasan kebangsaan dalam kerangka NKRI. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Syamsuddin, A. R, & Damaianti, V. S. (2011). Metode Penelitian pendidikan bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tim Redaksi KBBI PB. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Teeuw, A. (1988). Sastra dan ilmu sastra: Pengantar teori sastra. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. van Leur, J. C. (1960). Indonesian trade and society: Essays in Asian and economic history. Bandung:

Sumur Bandung.

Vansina, J. (2006). Oral tradition: A study in historical methodology (H. M. Wright, Penerj.). London: Aldine Transaction.

Weber, M. (2001). e Protestant ethic and the spirit of capitalism (M. D. Coe & T. Parsons, Penerj.). London: Taylor & Francis.

Wellek, R. & Warren, A. (1989). Teori kesusastraan (M. Budianta, Penerj.). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Wirahaji, B. I. Babad Buleleng. Diakses pada 12 Oktober 2017 dari gujtu107.blogspot. com/2012/03/babad-buleleng.html.

Damono, S. D. (2003). Puisi Indonesia sebelum kemerdekaan: Sebuah catatan awal. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.

Damono, S. D. (2009). Drama Indonesia: Beberapa catatan. Jakarta: Editum.

Harijadi, H. S. (2000). Seni, seniman, dan dajatahan. Dalam U. E. Kratz (Ed.), Sumber terpilih

sejarah sastra Indonesia Abad XX (452–459). Jakarta: Kepust

Scroll to Top
×