fbpx

Mencari Indonesia 2: Batas-Batas Rekayasa Sosial

Screenshot 2024-01-31 134745

Categories



Published

March 22, 2022

HOW TO CITE

Riwanto Tirtosudarmo

BRIN

DOI: https://doi.org/10.55981/brin.435

Keywords:

demografi politik, rekayasa sosial, orde baru, sosial politik, sosial budaya

Synopsis

Buku ini merupakan seri kedua dari Mencari Indonesia yang merupakan kumpulan tulisan tentang berbagai isu demografi politik di Indonesia. Buku ini juga merupakan edisi revisi dari versi originalnya yang telah terbit pada tahun 2010 oleh LIPI Press. Seri kedua ini menekankan tentang perlunya memahami proses pembangunan sosial, ekonomi, dan politik, terutama pada masa Orde Baru.  Berdasarkan analisis yang menggunakan perspektif demografi politik, berbagai isu yang ditampilkan dalam buku ini menunjukkan sebuah temuan penting, yaitu terdapatnya batas-batas dari rekayasa sosial yang telah dilakukan oleh rezim politik Orde Baru. Buku ini secara keseluruhan diharapkan dapat menjadi semacam lesson learned bagi rezim politik pasca-Orde Baru bahwa sebuah rekayasa pembangunan selalu memiliki keterbatasan dalam tingkat konsepsi maupun praktiknya dalam masyarakat. Buku ini sangat tepat dibaca oleh peneliti dan akademisi yang menaruh minat pada masalah-masalah yang berkaitan dengan perubahan sosial dan politik di di Indonesia. Buku ini juga diharapkan dapat menjadi bacaan mereka yang tidak berasal dari kalangan akademis, seperti para pekerja dan aktifis sosial, jurnalis dan masyarakat pada umumnya.

Author Biography

Riwanto Tirtosudarmo, BRIN

Riwanto Tirtosudarmo memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta, pada tahun 1979, dan gelar doktor dalam bidang demografi sosial dari Research School of Social Sciences, Australian National University, Canberra, Australia, pada tahun 1990. Dilahirkan di Tegal, Jawa Tengah, pada tahun 1952, dan mulai bekerja di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak tahun 1980.
Tahun 1980–1986 sebagai peneliti di Pusat Penelitian Penduduk, Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional (Leknas-LIPI); tahun 1986–1998 di Pusat Penelitian Kependuduk­an dan Ketenagakerjaan (PPT-LIPI); tahun 1998 hingga pensiun tahun 2017 di Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB-LIPI). Semenjak pensiun ia mendedikasikan diri sebagai peneliti sosial independen.
Beberapa buku yang ditulisnya, antara lain Dari Riau sampai Timor-Timur: Demografi-Politik Pembangunan di Indonesia (Sinar Harapan, 1996), Mencari Indonesia: Demografi Politik Pasca Soeharto (LIPI Press, 2007), Mencari Indonesia 2: Batas-Batas Rekayasa Sosial (LIPI Press, 2010), From Colonization to Nation-State: The Political Demography of Indonesia (LIPI Press, 2013), On the Politics of Migration: Indonesia and Beyond (LIPI Press, 2015), The Politics of Migration: Indonesia and Beyond (Springer, 2018), dan From Colonization to Nation-State: The Political Demography of Indonesia (edisi revisi, Springer, In Press).

References

Acciaioli, G. L. (1989). Searching for good fortune: The making of a Bugis shore community at Lake Lindu, Central Sulawesi [Tesis Ph.D, tidak dipublikasikan]. Australian National University.

Anderson, B. R. O’G. (2019). The idea of power in Javanese culture. Dalam Culture and politics in Indonesia (1–70). Cornell University Press. https://doi.org/10.7591/9781501743900-006

Anderson, B. R. O’G. (1990). Old state, new society: Indonesia’s New Order in comparative historical perspective. Dalam Language and power: Exploring political cultures in Indonesia (94–120). Cornell University Press.

Asian Migrant Studies. (2005). Underpayment: Systematic extortion of Indonesian migrant workers in Hong Kong. https://www.asianmigrantcentre.org/underpayment-2005

Asian Migrant Studies. (2007). Underpayment 2: The continuing systematic extortion of Indonesian migrant workers in Hong Kong: An in-depth study. https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@asia/@ro-bangkok/@ilo-jakarta/documents/publication/wcms_116888.pdf

Aragon, L. V. (2001). Communal violence in Poso, Central Sulawesi: Where people eat fish and fish eat people. Indonesia, 72 (October), 45-80.

Aragon, L. V. (2004). From Religion to ethnicity in Poso. Draft paper untuk KITLV Volume Renegotiating Boundaries.

Arifianto, A. (2004). Reformasi sistem jaminan sosial di Indonesia: Sebuah analisis atas Rancangan Undang-undang Jaminan Sosial Nasional (RUU Jamsosnas) (SMERU Working Paper, September). SMERU. https://smeru.or.id/id/content/reformasi-sistem-jaminan-sosial-di-indonesia-sebuah-analisis-atas-rancangan-undang-undang

Arifin, E. N, dkk. (2007). Demography and politics in the new Aceh. Masyarakat Indonesia, 33(1).

Arsip Nasional Republik Indonesia. (1981). Laporan-laporan tentang gerakan protes di Jawa pada Abad XX.

Asian Migrant Centre (AMC). (2004). Underpayment: Systematic extortion of Indonesian migrant workers in Hongkong. Asian Migrant Centre (AMC).

Asian Migrant Centre (AMC). (2007). Underpayment 2: The continuing systematic extortion of Indonesian migrant workers in HongkongAsian Migrant Centre (AMC).

Asiwaju. (1983). Borderlands research: A comparative perspective (Border Perspectives Paper 6). University of Texas.

Aspinall, E., & Feally, G. (Ed.). (2003). Local power and politics in Indonesia. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies.

Avoinus, L. (2007). Cosmopolitanism and cosmopolitanization: Acehnese responses to world trajectories. Masyarakat Indonesia, 33(1).

Bachtiar, H. W. (1973). The teligion of Java: Sebuah komentar. Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia, 4(1).

Barth, F. (1992). Introduction. Dalam F.Barth (Ed.) Ethnic group and boundaries. Clarendon Press.

Booth, A. (1998). Agricultural development in Indonesia. Allen and Unwin.

Booth, A., & Sundrum, R. M. (1981). Income distribution. Dalam A. Booth & P. McCawley (Ed.), The Indonesian economy during the Soeharto era (181–217). Oxford University Press.

Bappenas, BPS, dan UNDP Indonesia. (2004). National human development report 2004. The economics of democracy: Financing human development in Indonesia. http://hdr.undp.org/sites/default/files/indonesia_2004_en.pdf

Castles, S. (2006). Global perspectives on forced migration. Asian and Pacific Migration Journal, 15(1), 7–28. https://doi.org/10.1177/011719680601500102

Chou, C. (2006). Borders and multiple realities: The Orang Suku Laut of Riau, Indonesia. Dalam A. Hortsmann & R. L. Wadley (Ed.), Centering the margin: Agency and narrative in Southeast Asian borderlands (111–134). Berghahn Books.

Chun, A. (1996). Fuck Chineseness: On the ambiguities of ethnicity as culture as identity. Boundary 2, 23(2), 111–138.

Culla, A. S. (2006). Rekonstruksi civil society: Wacana dan aksi ornop di Indonesia. LP3ES.

Damanik, R. (2003). Tragedi kemanusiaan Poso: menggapai surya pagi melalui kegelapan malam. PBHI dan LPS-HAM Sulteng.

Davidson, J. S. (2005). Decentralization and regional violence in the post-Suharto state. Dalam M. Erb, dkk. (Ed.) Regionalism in post-Suharto Indonesia. Routledge Curzon.

Djalal, D. P. (1996). The geopolitics of Indonesia’s maritime territorial policy. CSIS.

Djohan, D. (2005). Perkembangan ilmu pemerintahan di Indonesia. Alfian Lecture, Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI), Jakarta.

DRSP-USAID. (2006). Decentralization 2006: Stock taking on Indonesia’s recent decentralisation reforms [Laporan penelitian]. USAID-Decentralization Reform Support Program (DRSP) for the Donor Working Group on Decentralization.

Douglas, M. (2004). The singularities of international migration of women to Japan. Dalam M. Weiner (Ed.) Race, ethnicity and migration in Modern Japan (3–36). Routledge Curzon

Edison, & Rachmad, Y. (2006). To Salang to Sarani: Dampak pemekaran Kabupaten Mamasa [Presentasi makalah]. Seminar Internasional ke-7, 11–14 Juli, Percik, Salatiga.

Esman, M. J. (1994). Ethnic politics. Cornell University Press.

Eyerman, R., & Jamison, A. (1991). Social movements: A cognitive approach. The Pennsylvania State University Press.

Fakih, M. (2004). Masyarakat sipil untuk transformasi sosial: Pergolakan ideologi LSM Indonesia. Pustaka Pelajar.

Fallon, F. (2001) Conflict, power and tourism on Lombok. Current Issues in Tourism, 4(6), 481–502.

Feith, H. (1980). Repressive-developmentalist regime in Asia: Old strengths, new vulnerabilities. Prisma, 19(December), 39–55.

Ferrazzi, G. (2007a). International experiences in territorial reform implication for Indonesia [Makalah tidak dipublikasikan].

Ferrazzi, G. (2007b). Territorial administration in Indonesia: A review of regulations [Makalah tidak dipublikasikan].

Firman, T. (2003). The spatial pattern of population growth in Java, 1990–2000: Continuity and change in extended metropolitan formation. International Development Planning Review, 25, 229–249.

Firman, T. (2004). Demographic and spatial patterns of Indonesia’s recent urbanization. Population, Space and Place, 10, 431–434.

Fitrani, F., Hofman, B., & Kaiser, K. (2005). Unity in diversity? The creation of new local governments in a decentralising Indonesia. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 41(1), 57–79.

Ford, M. (2005). Accountable to whom? Trade unions, labour NGOs and the question of accountability in Indonesia [Working paper]. Southeast Asia Research Center, Hongkong University.

Frank, A. G. (1989). Re Orient: Global economy in the Asian age. University of California Press

Geertz, C. (1960). The religion of Java. The Free Press.

Geertz, C. (1963). Agricultural involution: The processes of ecological change in Indonesia. University California Press.

Ginting, L. (2004). Interim report kerusakan hutan di Indonesia [manuscript tidak diterbitkan]. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI).

Gunawan, J. dkk. (Ed.). (2005). Desentralisasi, globalisasi, dan demokrasi lokal. LP3ES.

Hadi, A. 2009. Kota wali: Sebuah label untuk Cirebon dan Gresik. Dalam Transformasi Sosial di Perkotaan Pantai Utara Jawa (Pantura). Laporan Penelitian PMB-LIPI

Haris, S. (2005). Desentralisasi dan otonomi daerah: Desen-tralisasi, demokratisasi, dan akuntabilitas pemerintahan daerah. LIPI, Partnership for Governance Reform dan AIPI.

Haris, S. (2006). Reformasi untuk demokrasi atau korupsi dan anarki? Dilema demokratisasi di Indonesia pasca-orde baru. Naskah Orasi Profesor Riset LIPI.

Harvey, B. S. (1989). Pemberontakan Kahar Muzakkar: Dari tradisi ke DI/TII. Grafiti Pers.

Hedman, E-L. E. (2005). Back to the barracks: Relokasi pengungsi in post-tsunami Aceh. Indonesia, 80(October), 1–20.

Hefner, R. (2005). Social legacies and the possible future. Dalam J. J. Bresnan (Ed.), Indonesia: The great transition. Rowman and Littlefield.

Henley, D. (2004). Conflict, justice, and the stranger-king: Indigenous root of colonial rule in Indonesia and elsewhere. Modern Asian Studies, 38(1), 85–144.

Henley, D. (2005). Fertility, food and fever: Population, economy and environment in North and Central Sulawesi, 1600–1930. KITLV Press.

Heeren, H. J. (1979). Transmigrasi di Indonesia. Gadjah Mada University Press.

Priyono, B. H. (2004). Dalam pusaran neoliberalisme. Dalam I. Wibowo & F. Wahono (Eds.), Neoliberalisme (47–84). Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas.

Priyono, B. H. (2006, 31 Mei). Hak ekonomi dalam globalisasi: Mencari cara baru untuk menggagas proyek Indonesia [Presenatsi makalah]. Simposium Nasional Restorasi Pancasila: Mendamaikan Politik Identitas dan Modernitas. Kampus FISIP UI, Depok.

Heryanto, A. (1988). The “development” of development. Indone sia, 46, October, 1–24.

Hoessein, B. (2005). Pasang surut otonomi daerah: Sketsa perjalanan 100 tahun. Institute of Local Development (ILD) dan Yayasan TIFA.

Hoffman, B., Gudwin, & Thee Kian Wie. (2004). Managing the Indonesian economy: Good policies, weak institutions [Draf manuskrip]. Shanghai Conference on Scaling Up Poverty Al- leviation, Shanghai, May 2004.

Hortsmann, A., & Wadley, R. L. (Ed.), Centering the margin: Agency and narrative in Southeast Asian borderlands. Berghahn Books

Hugo, G. (1978). Population mobility in West Java. Gadjah Mada University Press.

Hugo, G. (1980). Population movements in Indonesia during the colonial period. Dalam J. J. Fox (Ed.), Indonesia: The making of a culture. Research School of Pacific Studies, The Australian National University.

Human Right Watch. (2004). Help wanted: Abuses against female migrant domestic workers in Indonesia and Malaysia.

Huntington, S. P. (1993). The clash of civilizations? Foreign Affairs, 72(3), 22–49.

Husain, N. (2006, 11–14 Juli). Gerakan resistensi komunitas Dariango terhadap pemerintah sebagai akibat dari konflik perbatasan [Presentasi makalah]. Seminar Internasional ke-7, Percik, Salatiga.

International Crisis Group (ICG). (2007). Indonesia: How GAM won in Aceh. Asia Briefing, 61, 22 Maret.

ILD & TIFA. (2005). Pasang surut otonomi daerah: Sketsa perjala- nan 100 Tahun. Institute of Local Development (ILD) dan Yayasan TIFA.

Iredale, R., & Piper, N. (2003). Identification of the obstacles to the signing and ratification of the UN Convention on the protection of the rights of all migrant workers. International Migration and Multicultural Policies Section, UNESCO.

Jackson, K. D. (1978). The prospects for bureaucratic polity in Indonesia. Dalam K. D. Jackson & L. Pye (Ed.), Political power and communications in Indonesia (395–398). University of California Press.

Japan NGO Network on Indonesia. (2001). Technical interns or menial laborers? Japan’s technical internship program and in- ternational technique transfer: The reality of Indonesian trainees and technical interns.

Jones, G. (1983). Structural change and prospects for urbanization in Asian countries. Papers of the East-West Population Institute, No. 88, East-West Center, Honolulu.

Jones, G. (2005, 13–14 Juni). ASEAN migration: Development and demographic influences [Presentasi makalah]. UNHCR Roundtable on Migration and Refugee Issues, Kuala Lumpur.

Jones, G., & Douglass, M. (Ed.). (2008). Mega-urban regions in Pacific Asia: Urban dynamics in a global era. NUS Press.

Julan T., dkk. (2006). Penyelesaian konflik Aceh: Aceh dalam proses rekonstruksi dan rekonsiliasi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Julan, T. (2009). Orang Tionghoa di Cirebon: Menggali sejarah yang dilupakan. Dalam Transformasi Sosial di Perkotaan Pantai Utara Jawa (Pantura). Laporan Penelitian PMB-LIPI.

Kahin, G. M. (1956). The Asian-African conference: Bandung, Indonesia, April 1955. Cornell University Press.

Kartodirdjo, S. (1973). Protest movement in rural Java: A study of agrarian unrest in the nineteenth and early twentieth centuries. Oxford University Press.

Kingsburry, D., & Aveling, H. (Ed.). (2003). Autonomy and disintegration in Indonesia. Routledge Curzon.

Kingston, J. (1990). Agricultural involution among Lampung’s Javanese? Southeast Asian Studies, 27(4)

Klinken, G. V. (2005). New actors, new identities: Post-Suharto ethnic violence in Indonesia. Dalam D. F. Anwar dkk. (Ed.) Violent internal conflicts in Asia Pacific: Histories, political economic and policies (79–100). Penerbit Obor.

Kodir, F. A. (Ed.). (2006). Bukan kota wali: Relasi rakyat-negara dalam kebijakan pemerintah kota. Kutub Fahmina.

Koentjaraningrat. (1993). Masyarakat terasing di Indonesia. Gramedia.

Kondo, A. (2002). Development of immigration policy in Japan. Dalam Asia and Pacific Migration Journal, 11(4), 415–436.

Komnas Perempuan. (2003). Indonesian migrant domestic workers: Their Vulnerabilities and new initiatives for the protection of their rights. Indonesian Country Report to the UN Special Rapporteur on the Human Rights of Migrants.

Kompas. (2008). Ekspedisi Anjer-Panaroekan: Laporan jurnalistik Kompas. Penerbit Buku Kompas.

Kumar, A. (2004). Japan’s Javanese connection. IIAS Newsletter, 34, July.

Kurosawa, A. (1973). Mobilisasi dan kontrol: Studi tentang perubahan sosial di Perdesaan Jawa 1942–1945. Grasindo.

Lapian, A. B. (2003). Laut Sulawesi: The Celebes Sea, from center to peripheries. Moussons, 7, 3–16.

Lasahido, T. dkk. (2003). Suara dari Poso: Kerusuhan, konflik dan resolusi. Yappika.

Leaf, M. (2008, 9–11 Desember). New urban frontiers: Periurbanization and (re) territorialization in Southeast Asia [Presentasi makalah]. Regional Conference: Trends in Urbanization and Periurbanization in South-East Asia. CEFURDS/IRD. Ho Chi Minh City.

Lefebrve, H. (1991). The production of space. Blackwell.

Legge, J. D. (1964). Indonesia. Englewood Cliffs, Prentice Hall.

Lindenthal, R. (2004a). Kebijakan sosial di Indonesia: Konsep dan kategori (UNSFIR Working Paper 04/10, November). United Nations Support Facility for Indonesian Recovery.

Lindenthal, R. (2004b). Tentang perlindungan sosial untuk semua: Pilihan kebijakan untuk Indonesia (UNSFIR Working Paper 04/11, November). United Nations Support Facility for Indonesian Recovery.

LIPI. (2003). Konflik Poso: Pemetaan dan pencarian pola-pola alternatif penyelesaiannya.

LIPI. (2004). Konflik Poso: Perbedaan intensitas konflik dan efektivitas upaya penyelesaiannya.

Lombard, D. (2005). Nusa Jawa: Silang budaya (Batas-batas pembaratan). Gramedia.

Lonula, A. (2002). Take the money or die. Inside Indonesia, 67, Jan–Mar.

Loveard, K. (1999). Indonesia’s last sultan. Horizon Books.

Ludden, D. (2003). Presidential address: Maps in the mind and the mobility of Asia. The Journal of Asian Studies, 62(4), 1057–1078.

Luhulima, C. P. F. (2008). Perbatasan wilayah laut Indonesia di Laut Cina Selatan: Kepentingan Indonesia di Perairan Natuna [Laporan penelitian]. Japan ton Sitohang (ed.). LIPI.

Makarim, N. A. (2004). The law and the state: A true story. Dalam Prosiding Seminar Nasional Demokrasi dan Penegakan Supremasi Hukum (7–30). Jakarta 10–11 Desember 2003. Jakarta, PMB-LIPI.

Malley, M. S. (2003). New rules, old structures and the limits of democratic decentralisation. Dalam E. Aspinall & G. Fealy (Ed.), Local power and politics in Indonesia: Decentralisation and democratisation. Indonesia Update Series, Research School of Pacific and Asian Studies, Australian National University.

Mappangara, S. (Ed.). (2000). Respons militer terhadap konflik sosial di Poso. Yayasan Bina Warga.

McGee, T. G. (1967). The Southeast Asian city. G. Bell and Sons.

McGee, T. G., & Armstrong, A. W. (1986). Theatres of accumula- tion. Routledge Kegan & Paul.

McIntyre, A. (2005). The Indonesian presidency: The shift from per sonal toward constitutional rule. Rowan & Littlefield.

McVey, R. (1996). Building behemoth: Indonesia construction of the nation-state.” Dalam D. S. Lev, & R. McVey (Ed.) Making Indonesia: Essays on modern Indonesia in honour of George McT. Kahin. Cornell Southeast Asia Program Publications.

Montgomery, R. D. (1975). Migration, employment and underemployment in Java: Changes from 1961 to 1971 with particular reference to the green revolution. Asian Survey, 15(3), 222–234.

Mubyarto. 1980. Ilmu ekonomi, ilmu sosial dan keadilan. Yayasan Agro Ekonomika.

Myers, D. (1998). Nine myths about contemporary Japan. Dalam D. Myers & K. Ishido (Ed.), Japan at the crossroads: Issues for the 21st century. Seibundo Publishing.

Nadjamuddin, L. (2002). Dari animisme ke monoteisme: Kristenisasi di Poso 1892–1942. Penerbit Yayasan Untuk Indonesia.

Nas, P. J. M., & Boender, W. (2001). The Indonesian city in urban theory. Journal of Social Sciences, 5(4), 257–266. DOI: 10.1080/09718923.2001.11892314

Newland, K., & Soedjatmoko, S. (1994). Menjelajah cakrawala: Kumpulan karya visioner Soedjatmoko. Gramedia Pustaka Utama dan Yayasan Soedjatmoko.

Niessen, N. (1999). Municipal government in Indonesia: Policy, law, and practice of decentralization and urban spatial planning. Leiden University.

Noer, D. (1990). Mohammad Hatta: Biografi politik. LP3ES.

Norwegian Refugee Council. (2002). Internally displaced people: A global survey. Routledge.

Nursam, M. (2002). Pergumulan seorang intelektual: Biografi Soedjatmoko. Gramedia.

Ohmae, K. (1995). The End of the Nation-State. The 1995 Panglaykim Memorial Lecture. CSIS.

Ong Hok Ham. (2002). Dari soal priyayi sampai nyi Blorong: Refleksi historis Nusantara. Penerbit Buku Kompas.

ORSTROM dan Departemen Transmigrasi. (1986). Transmigration and spontaneous migrations, Provinsi Lampung Indonesia.

Pabottingi, M. (1995). Dilema legitimasi orde baru: Bayangan krisis politik dan arah pemecahannya. Dalam, S. Haris & R. Sihbudi (Eds.), Menelaah kembali format politik orde baru. PPW-LIPI dan PT Gramedia Pustaka Utama.

Pakulski, J. (1991). Social movements: The politics of moral protest. Longman Cheshire.

Pemberton, J. (1994). On the subject of Java. Cornell University Press.

Penders, C. L. M. (Ed.). (1977). Indonesia: Selected documents on colonialism and nationalism, 1930–1942. University of Queensland Press.

Penders, C. L. M. (1969). Java’s population problem during the colonial period. World Review, 8(1), 24–34.

Piper, N. (2003). Bridging gender, migration and governance: Theoretical possibilities in the Asian context. Asian and Pacific Migration Journal, 12 (1-2), 21-48

Piper, N. (2005). Transnational politics and the organising of migrant labour in Southeast Asia–NGO and trade union perspectives. Asia-Pacific Population Journal, 20(3), 87-110

PMB-LIPI. (2007). Perlindungan hukum terhadap pengiriman buruh migran perempuan Indonesia ke Malaysia. LIPI.

Pramodhawardani, J. (2007). Perlindungan hukum terhadap pengiriman buruh migran perempuan Indonesia ke Malaysia. PMB-LIPI.

Pratikno. (1996). Working the system and testing the boundaries: Political participation in Gresik under Indonesia’s New Order [Tesis tidak dipublikasikan]. The Flinders University of South Australia.

Purnamasari, D. L., dkk. (2006). Bukan Kota Wali. Kutub Fahmina.

Rachbini, D. J. (Ed.). (1994). Khazanah pemikiran ekonomi Indonesia. LP3ES.

Rahardjo, S. (2005). Social science in jurisprudence: Some experiences of the synthesis of social science and jurisprudence at Diponegoro University. Dalam Reflections on social sciences and humanities research in Southeast Asia (39–54). MOST-LIPI.

Ransom, D. (1970). The Berkeley mafia and the Indonesian massacre. Ramparts, 9(4), 26–28, 40–49. https://la.utexas.edu/users/hcleaver/357L/357LRansomBerkeleyMafiaTable.pdf

Ransom, D. (1975). Ford country: Building and elite for Indonesia. Dalam S. Weissman (Ed.), The trojan horse: A radical look at foreign aid. Ramparts Press.

Ratnawati, T., & Jaweng, R. E. (2005). Meninjau kebijakan pemekaran daerah. Jentera: Jurnal Hukum, 10, Tahun III, Oktober, 60–73.

Ricklefs, M. C. (1981). A history of modern Indonesia. Mac- Millan.

Rimmer, P., & Dick, H. (2009). The city in south in South Asia: Patterns, processes, and policy. University Hawaii Press.

Robison, R. & Hadiz, V. (2004). Reorganising power in Indonesia: The politics of oligarchy in an age of markets. Routledge Curzon.

Rochman, M., & Achwan, R. (2006). Inklusi dan eksklusi: LSM dan pengetahuan sosial kritis. Dalam V. R. Hadiz, & D. Dhakidae (Ed.), Ilmu sosial dan kekuasaan di Indonesia. Equinox Publishing.

Roosa, J. (2006). Pretext for mass murder: The September 30th movement and suharto’s coup d’etat in Indonesia. The University of Wisconsin Press.

Roth, D. (2005). Lebenstraum in Luwu: Emergent identity, migra-tion and access to land. Bijdragen, 161(4), 485–516.

Sangaji, A (t.t). Rumput kering di balik anyir darah: Tragedi kemanusiaan Poso.

Sangkoyo, H. (2004). Pengerahan menuju demokrasi: Politik pembiayaan tindakan kolektif Indonesia. Wacana: Jurnal Ilmu Sosial Transformatif, Tahun IV, Edisi 16, 3–10.

Sapei, Abadi, T., Subhansyah, A. T., Purwanta, S. A., Zaini, A., Shaleh, M., Atmaja, I B. Y., Hasyim, H., Lukmanurdin, I., Panjaitan, E., & Ikhsan, E. (2001). Memecah ketakutan menjadi kekuatan: Kisah-kisah advokasi di Indonesia. INSIST Press.

Sayogyo. (1985). Transmigrasi di Indonesia, 1905–1985: Apa yang kita cari bersama? Dalam S. E. Swasono & M. Singarimbun (Ed.), Sepuluh windhu transmigrasi di Indonesia 1905–1985 (32–42). Penerbit Universitas indonesia.

Schiller, J. (Ed.). (2003). Jalan terjal reformasi lokal: Dinamika politik di Indonesia. Program Pascasarjana Politik Lokal dan Otonomi Daerah, Program Studi Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada.

Scott, J. C. (1995). State simplifications: Some applications to Southeast Asia. The Wertheim Lecture Centre for Asian Studies Amsterdam (CASA).

Sebastian, L. C. (1996). Indonesia national security and defense planning [Tesis PhD]. Australian National University.

Sen, A. (1999). Development as freedom. Oxford University Press.

Shiraishi, T. (1981). The disputes between Tjipto Mangoenkoesoemo and Soetatmo Soeriokoesomo: Satria vs. pandita. Indo- nesia, 32, 93–108.

Sihbudi, R., & Nurhasim, M. (2002). Amandemen konstitusi dan strategi penyelesaian krisis politik Indonesia. AIPI dan Partnership for Governance Reform.

Sinaga, R. (1978). Implications of agricultural mechanization for employment and income distribution. Dalam Bulletin of Indo- nesian Economic Studies, 14(2), 102–111.

Singarimbun, M., & Penny, D. H. (1976). Penduduk dan kemiskinan: Kasus sriharjo di pedesaan Jawa. Bhratara Aksara.

Sjahrir (Ed.). (1989). Menuju masyarakat adil makmur: 70 tahun Prof. Sarbini Sumawinata. Gramedia.

Smith, B. C. (1985). Decentralization: The territorial dimension of the state. George Allen and Unwin.

Sobary, M. (2007, 2 September). Riwanto mencari Indonesia. Kompas.

Social engineering. (t.t). Dalam Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Social_engineering_(political_science)

Soedjatmoko. (1972). Menjelang Repelita II: Beberapa pikiran mengenai aspek-aspek sosial dalam proses perencanaan. Makalah tidak diterbitkan.

Soewarsono (Ed.). (2007). Nasionalisme Indonesia dalam konteks otonomi daerah. Jakarta.

Soewarsono. (2009). Kota Cirebon dan Kota Gresik: Dahulu dan kini. Dalam Transformasi Sosial di Perkotaan Pantai Utara Jawa (Pantura). Laporan Penelitian PMB-LIPI.

Spaan, E. (1994). Taikongs and calos: The role of middlemen and brokers in Javanese international migration. The International migration review, 28(1), 93–113. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12287280/

SPES. (1991). Pembangunan berkelanjutan: Mencari format politik. Gramedia.

SPES. (1994). Economy and ecology in sustainable development. Gramedia.

Suaib, E. (2005). Etnisisasi kebijakan publik: Suatu studi etnisitas dalam persaingan politik lokal di Kota Kendari [Tesis]. Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.

Subianto, B. (2008). The prince as the merchant: The rise of the NGO industry in the post-Soeharto era [Presentasi makalah]. Ten Years of Reformasi: Social Movements in Indonesia, April 24-25, UC Berkeley, USA

Sujatmiko, I. G. (2006). Gerakan sosial dalam dinamika masyarakat (Pengantar). Dalam D. Triwibowo (Ed.), Gerakan sosial: Wahana civil society bagi demokrasi. LP3ES dan Perkumpulan Prakarsa.

Sundaram, J. K. (2004). Southeast Asian Development after the crisis. Dalam R. G. Abad (Ed.), The Asian face of globalization: Reconstructing identities, institutions and resources. Partner Institutions of the Asian Public Intellectuals Program 2001/2002.

Suparlan, P. (1981). Kata pengantar. Dalam C. Geertz, Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Pustaka Jaya.

Suparlan, P. (1995). Orang Sakai di Riau: Masyarakat terasing dalam masyarakat Indonesia. Yayasan Obor.

Suparlan, P. (1995b) The Javanese in Suriname: Ethnicity in an ethnically plural society. The Arizona Univer sity Press.

Suryadinata, L., dkk. (2003). Indonesia’s population: Ethnicity and religion in a changing political landscape. Indonesia’s Populati- on Series No. 1. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS).

Tamburaka, R. E. (2003). Sejarah Sulawesi Tenggara dan 40 tahun Sultra membangun. Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara.

Teeuw, A. (2005). Pengantar. Dalam D. Lombard, Nusa Jawa: Silang budaya (Batas-batas pembaratan). Gramedia.

Thee Kian Wie. (2003). Recollections: The Indonesian economy, 1950s– 1990s. Institute of Southeast Asian Studies.

Thoha, M. (2005). Perkembangan ilmu administrasi negara di Indonesia dan prospeknya di masa datang. Alfian Lecture, Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI), Jakarta.

Tirtosudarmo, R. (1985). Migration decision making: The case of East Java. Leknas LIPI.

Tirtosudarmo, R. (1989). Transmigrasi: Jalan buntu yang ingin terus kita lalui. Kritis, 1(Tahun IV), 36–50.

Tirtosudarmo, R. (1997). Economic development, migration and ethnic conflict in Indonesia: A preliminary observation. Soujourn, 12(2), 293–328.

Tirtosudarmo, R. (2001). Demography and security: The transmigration policy in Indonesia. Dalam M. Weiner & S. Stanton (Ed.), Demography and national security. Beghahn Book.

Tirtosudarmo, R. (2002). Kalimantan Barat sebagai daerah perbatasan: Sebuah tinjauan demografi-politik. Antropologi Indonesia, 67. https://doi.org/10.7454/ai.v0i67.3427

Tirtosudarmo, R. (2003). Migrasi internasional pekerja perempuan: Konteks politik dan perebutan ruang publik. Analisis CSIS, XXXII(2), 228–255. https://archive.org/details/AnalisisCSISTahuXXXICSIS_b5t0/page/228/mode/1up

Tirtosudarmo, R. (2004). A national project that failed: A tale of population resettlement policy in Indonesia. Dalam F. Hisao dkk. (Ed.), Ecological destruction, health, and development: Advancing Asian paradigms (109–140). Kyoto University Press and Trans Pacific Press.

Tirtosudarmo, R. (2005a). Demography and conflict: The failure of Indonesia’s nation-building project?. Dalam D. F. Anwar dkk. (Ed.), Violent internal conflicts in Asia Pacific: Histories, political economies and policies (58–70). Yayasan Obor Indonesia, LIPI, Lasema-CNRS dan KITLV-Jakarta.

Tirtosudarmo, R. (2005b). The making of a Minahasan community in Oarai: Preliminary research on social institutions of Indonesian migrant workers in Japan. Intercultural Communication Studies, 17, 105–138.

Tirtosudarmo, R. (2005c). The Orang Melayu and Orang Jawa in the land below the wind [CRISE Working Paper No. 14]. Oxford University.

Tirtosudarmo, R. (2006a, 4 Februari). Indonesian Muslim community in Chubu, Japan: Genesis and adaptation [Presentasi makalah]. The 2nd Interim Workshop of ICCI Project “Indonesian Societies in Japan” on Indonesian Migrants in International Trends: Development Issues in Australia, East Asian NOES, and Japan. Intercultural Communication Institute, Kanda University of International studies, Tokyo.

Tirtosudarmo, R. (2006b). In the margin of a borderland: The Florenese community between Nunukan and Tawau. Dalam A. Hortsmann & R. L. Wadley (Ed.), Centering the margin: Agency and narrative in Southeast Asian borderlands (135–154). Berghahn Books.

Tirtosudarmo, R. (2007). Mencari Indonesia: Demografi-politik pasca-Soeharto. LIPI Press dan Yayasan Obor.

Tirtosudarmo, R. (2008, 25–28 Juni). Indonesia and Nigeria, 1965–1985: Structural factors, technocracy and the politics of rural development [Presentasi makalah]. The First Plenary Meeting of Tracking Development Project, Leiden.

Tirtosudarmo, R. (2009, 23–27 Juni). Widjojo Nitisastro, the Praxis of Development in Indonesia, and its Comparison with Allison Ayida of Nigeria [Presentasi makalah]. The 2nd Tracking Development Workshop, Dar Es Salaam, Tanzania, 23–27 June.

Tirtosudarmo, R., & Widodo, Y. B. (1986). Dampak sosial pembangunan terhadap kesehatan masyarakat: Sebuah studi kasus di Dusun Segenter, Lombok Barat, NTB. Ilmu dan Budaya, Tahun VIII, No. 12, 934–951.

Tjondronegoro, S. M. P. (1972). Land reform or land settlement: Shifts in Indonesia’s land policy. Land Tenure Center Paper, 81. University of Wisconsin.

Triwibowo, D. (2006). Pendahuluan: Menakar Signifikansi Aktivisme Civil Society bagi Demokratisasi. Dalam D. Triwibowo (Ed.), Gerakan sosial: Wahana civil society bagi demokratisasi. LP3ES dan Perkumpulan Prakarsa.

Tomoko, Y., & Toyoko, M. (2002). The Iranian experience of Japan through narratives [Islamic Area Studies Working Paper Series, No. 30]. Tokyo University.

Tornquist, O. (2001). The Indonesia lesson. Dalam R. W. Liddle (Ed.), Crafting Indonesian democracy (61–66). Penerbit Mizan

UNDP. (2005). Human development report 2005: International cooperation at a crossroads – Aid, trade and security in an unequal world. http://hdr.undp.org/en/content/human-development-report-2005

Utomo, K. (1975). Masyarakat transmigran spontan di daerah Wai Sekampung (Lampung). Penerbit Gadjah Mada University Press.

Wahid, A. (2009). Bertahan di tengah krisis: Komunitas Tionghoa dan ekonomi Kota Cirebon. Penerbit Ombak.

Wawa, J. E. (2005). Ironi pahlawan devisa: Kisah tenaga Indonesia dalam laporan jurnalistik. Penerbit Buku Kompas.

Weiner, M. (Ed.). (1997). Japan’s minorities: The illusion of homogeneity. Routledge Curzon.

Wertheim, W. F. (1959). Sociological aspects of inter-islands in Indonesia. Population Studies, 7(3), 184–201.

Wertheim, W. F. (1989). The Lampung affair: A personal perspective. Inside Indonesia, April, 20–21

Widjojo, M. S., dkk. (1999). Penakluk rezim orde baru: Gerakan mahasiswa ‘98. Pustaka Sinar Harapan

White, B. (1976). Population, involution and employment in rural Java. Development and Change, 7(3), 276–290.

Widjojo, M. S. dkk. 1999. Penakluk rezim Orde Baru: Gerakan mahasiswa ‘98. Sinar Harapan.

Winters, J. A. (1996). Power in motion: Capital mobility and the Indonesian State. Cornell University Press.

Yamanaka, K. (1994). New immigration policy and unskilled for eign wokers in Japan. Pacific Affairs, 66(1), 72–90.

Yunis, T. (2000). Kelahiran dan perkembangan LSM di Aceh. Social Moni­toring and Early Response Unit–SMERU.

Yoshino, K. (2004). The nihonjinjron: Thinking elite’s ideas of Japanese uniqueness. Dalam M. Warner (Ed.) Race, ethnicity and migration in modern Japan (240-272). Routlegde Curzon.

Zuhdi, S. (1999). Labu Rope Labu Wana: Sejarah Buton abad XVII–XVIII [Tesis]. Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

Scroll to Top
×