Nasrullah
Prodi Pendidikan Sosiologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat
DOI: https://doi.org/10.55981/brin.422
Keywords:
Konflik sosial, Gerakan Laung Bahenda, Dayak Bakumpai, Kalimantan Selatan, Indonesia
Synopsis
Buku ini merupakan narasi ilmiah tentang upaya orang Dayak Bakumpai di Kalimantan Selatan dalam mempertahankan lahan mereka yang disebut padang dari ekspansi perkebunan kelapa sawit. Menarik dari buku ini adalah, jika selama ini gerakan sosial dilakukan dengan melakukan aksi penghadangan, pelaporan kepolisian, pengrusakan, berbeda dengan apa yang dilakukan oleh orang Bakumpai ini, mereka mempertahakan lahan mereka dengan cara berdialog, berdebat, adu data dan argumen di hadapan wakil rakyat. Bersamaan dengan itu, support media massa cetak, online, televisi dan radio secara proporsional menampilkan pemberitaan terus menerus setiap mereka melakukan aksinya yang dinamakan belum baadat (hidup beradat) di hadapan anggota DPRD Kabupaten Barito Kuala, pemerintah kabupaten maupun dengan pihak perusahaan perkebunan sawit itu sendiri. Atas dasar itu, Alue Dohong salah seorang intelektual Dayak dalam kata pengantarnya mengatakan “Pembelajaran dari Desa Jambu Baru saya harapkan dapat menjadi bahan reflektif dan inspiratif bagi komunitas adat lain di Indonesia yang meyakini bahwa nilai tradisi dan kearifan lokal mereka dapat berkontribusi nyata bagi keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam khususnya rawa gambut.”
Author Biography
Nasrullah, Prodi Pendidikan Sosiologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat
Nasrullah dilahirkan di desa Jambu Baru kecamatan Kuripan 26 Mei 1979. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah IAIN Antasari Banjarmasin, tahun 2002, tiga tahun kemudian menempuh pendidikan S2 Antropologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Aktivitas penulis adalah dosen pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat. Selain itu, aktif menulis di media lokal, nasional dan artikelnya ilmiah dimuat pada beberapa jurnal ilmiah nasional.
Adapun buku ini adalah buku ketujuh yang ditulis sendiri maupun bersama. Selain itu akan terbit dua buah buku lagi tulisan bersama tentang Dayak Meratus dan Biografi Anang Ardiansyah, Maestro Lagu Banjar.
Penulis juga aktif dalam berbagai organisasi Dayak, seperti pengurus Kerukunan Keluarga Bakumpai (KKB) Pusat, Pengurus Ikatan Cendikiawan Dayak Nasional Kalsel, dan menjadi dewan pakar pada Dewan Adat Dayak (DAD) Kalsel hingga tahun 2021.
Komunikasi bisa melalui e-mail: eje_jela@yahoo.com, atau: nasrullah@ulm.ac.id.
References
Adenansi. (2014). Perubahan Sosial Budaya, Lingkungan Hidup serta Persepsi Masyarakat Sekitar Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Barito Kuala Propinsi Kalimantan Selatan. (Studi Kasus di Desa Karya Jadi Kecamatan Tabukan). Banjabaru: Tesis Program Magister Sain Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Aditjondro, G. J. (2003). Pola-pola Gerakan Lingkungan Refleksi Untuk Menyelamatkan Lingkungan Dari Ekspansi Modal . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Agustin, D. (2019, September 29). Payung, Simbol Perjuangan Pro Demokrasi Hong Kong. Dipetik Desember 6, 2019, dari Republika.co.id: https://internasional.republika.co.id/berita/pyko48415/payung-simbol-perjuangan-pro-demokrasi-hong-kong
Alkaf, B. (2019a, Juli 19). Aktivitas PT TAL Disetop Sementara. (Syarif, Penyunting) Dipetik Januari 23, 2020, dari Apahabar.com: https://apahabar.com/2019/07/aktivitas-pt-tal-disetop-sementara/
Alkaf, B. (2019b, Juli 22). PT TAL Harus Angkat Kaki dari Jambu Baru. Dipetik Desember 5, 2019, dari apakabar.com: https://apahabar.com/2019/07/pt-tal-harus-angkat-kaki-dari-jambu-baru/
Anonim. (2009). Barito Kuala dalam Angka 2009. Marabahan: Badan Pusat Statistik.
Anonim. (2011, Pebruari 13). Kelompok Kaos Merah dan Kaos Kuning Berdemo di Bangkok . Dipetik Desember 6, 2019, dari voaindonesia: https://www.voaindonesia.com/a/kelompok-kaos-merah-dan-kaos-kuning-berdemo-di-bangkok-116134239/89794.html
Anonim. (2015, Januari 25). Profile Lambang Daerah. Diambil kembali dari Pemkab Barito Kuala: http://pemkabbaritokuala.tribunnews.com/2015/01/27/lambang-daerah
Anonim. (2019a). Kabupaten Barito Kuala dalam Angka 2019. Marabahan: Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Kuala.
Anonim. (2019b). Propinsi Kalimantan Selatan dalam Angka 2019. Banjarbaru: BPS Propinsi Kalimantan Selatan.
Arifin, B. (2019, Juni 10). Babak Baru Diplomasi Sawit. Kompas, 6.
Asyikin. (2019a, Juli 17). Banyak Mudharat, DPRD Batola Pastikan Keberadaan Sawit Dievaluasi. Dipetik Desember 5, 2019, dari Jejakrekam.com: http://jejakrekam.com/2019/07/17/banyak-mudharat-dprd-batola-pastikan-keberadaan-sawit-dievaluasi/
Asyikin. (2019b, Juli 17). Tolak Sawit, Pakai Laung Kuning, Warga Desa Jambu Baru Datangi DPRD Batola. Dipetik Desember 5, 2019, dari Jejakrekam.com: http://jejakrekam.com/2019/07/17/tolak-sawit-pakai-laung-kuning-warga-desa-jambu-baru-datangi-dprd-batola/
Asyikin. (2019c, Agustus 6). Adu Argumen, Warga Jambu Baru Tetap Tolak Sawit Masuk Ke Desa. Dipetik Desember 5, 2019, dari Jejakrekam.com: http://jejakrekam.com/2019/08/06/adu-argumen-warga-jambu-baru-tetap-tolak-sawit-masuk-ke-desa/
Basri, M. C. (2020, Februari 28). Perekonomian dan Virus Korona. Kompas, 6.
Brata, N. T. (2012). Korelasi Budaya Perkebunan dan Fenomena “Buruh Borong” Perkebunan Sawit di Kalimantan Barat. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan(3), 280-293.
Budhi, S. (2017). Bakumpai People, Religion and Identity an Regional Autonomy Study of Communal Identity in South Kalimantan. International Journal of Development Research, 11427-11433.
Budhi, S. (2018). Two Window and One Rivers The Possibility of Dayak Meratus People in Capitalist Society. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 90-93.
Burke, P. (2011). Sejarah dan Teori Sosial. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Dwi. (2019, Desember 4). Polisi Ambil Sampel di Tanah Perusahaan. Banjarmasin Post, 12.
Geertz, C. (2016). Involusi Pertanian Proses Perubahan Ekologi di Indonesia. Depok: Komunitas Bambu.
Hadi, R. (2015). Mengungkap Peran Orang Dayak Bakumpai Memelopori Perdagangan ke Sungai Katingan. Banjarbaru: Padma Publisher & Communication.
Husaini, A. (2019, Juli 25). Laung Bahenda, Simbol Perlawanan Dayak Bakumpai. Dipetik Desember 5, 2019, dari Jejakrekam.com: http://jejakrekam.com/2019/07/25/laung-bahenda-simbol-perlawanan-dayak-bakumpai/
Levang, P. (2003). Ayo ke Tanah Sabrang Transmigrasi di Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Maring, P. (2010). Bagaimana Kekuasaan Bekerja di Balik Konflik, Perlawanan, dan Kolaborasi? Sebuah Sudut Pandang Antropologi Tentang Perebutan Sumberdaya Ekologi. Jakarta: Lembaga Pengkajian Antropologi Kekuasaan Indonesia (LPAKI).
Maulani, Z. (2000). Demokrasi dan Pembangunan Daerah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan CRDS.
Maunati, Y. (2006). Identitas Dayak Komodifikasi dan Politik Kebudayaan. Yogyakarta: LKiS.
Mubarak, A. (2019, Juli 18). Terkait Aktivitas Perusahaan Sawit, Warga Mengadu ke Dewan Batola. Dipetik Desember 5, 2019, dari ProKalsel: https://kalsel.prokal.co/read/news/25137-terkait-aktivitas-perusahaan-sawit-warga-mengadu-ke-dewan-batola.html
Nasrullah. (2007, Desember 3). Menimbang Perkebunan Kelapa Sawit di Batola. Opini.
Nasrullah. (2008). Ngaju, Ngawa, Ngambu, Liwa (Analisa Strukturalisme Levi Strauss terhadap Pemikiran Orang Dayak Bakumpai di Sungai Barito). Yogyakarta: Tesis Pascsarjana Antropologi UGM.
Nasrullah. (2014, Juni 1). The Islamic Tradition of Bakumpai Dayak People. Al-Bab Borneo Journal of Religious Studies, 3(1), 39-53.
Palupi, S. (2013, Juli 10). Pesan dari Sarapat. Harian Kompas, 7.
Palupi, S., Prasetyohadi, P., Pahun, C., Kusni, A. S., Sulang, K., Jenito, J., et al. (2015). Perkebunan Sawit dan Hak Asasi Manusia Potret Pelaksanaan Tanggung Jawab Pemerintah dan Korporasi terhadap Hak Asasi Manusia di Kalimantan Tengah. Jakarta: The Institute for Ecosoc Rights.
Peneliti, T. (2013). Pemetaan 5 Daerah Rawan Konflik Propinsi Kalimantan Selatan. Banjarmasin: Dinas Sosial Propinsi Kalimantan Selatan.
Peneliti, T. (2020). Annual Report Riset Konflik Sumberdaya Alam di Riau Tahun 2019. Pekanbaru: Scale Up.
Rd. (2019a, Agustus 5). Gebrak Meja Warnai Pertemuan PT TAL dengan Warga Jambu Baru. Dipetik Januari 26, 2020, dari banuanews: http://banuapost.net/gebrak-meja-warnai-pertemuan-pt-tal-dengan-warga-jambu-baru/
Rd. (2019b, Agustus 6). Jika Bersalah, PT TAL Janji Pulihkan Lahan Warga Desa Jambu Baru. Dipetik Januari 26, 2020, dari banuanews: http://banuapost.net/jika-bersalah-pt-tal-janji-pulihkan-lahan-warga-jambu-baru/
Rd. (2019c, Agustus 14). Kesepakatan PT TAL- Warga Jambu Baru ‘Jalan di Tempat’. Dipetik Januari 24, 2020, dari Banuapost.net: http://banuapost.net/kesepakatan-pt-tal-warga-jambu-baru-jalan-di-tempat/
Rini, K. (2005). Tempun Petak Nana Sare: Kisah Dayak Kadori, Komunitas Peladang di Pinggiran. Yogyakarta: InsistPress.
Rudy. (2019a, Juli 22). Protes Aktivitas PT TAL, Warga Jambu Baru Kembali Datangi Dewan. Dipetik Desember 5, 2019, dari banuanews: http://banuapost.net/protes-aktivitas-pt-tal-warga-jambu-baru-kembali-datangi-dewan/
Rudy. (2019b, Desember 7). Terusik Aktivitas PT TAL, Warga Jambu Baru Ngadu ke Dewan. Dipetik Desember 5, 2019, dari Banuanews: http://banuapost.net/terusik-aktivitas-pt-tal-warga-jambu-baru-ngadu-ke-dewan/
Salim, M. N. (2017). Mereka yang Dikalahkan Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang . Yogyakarta: STPN Press.
Scott, J. C. (2000). Senjatanya Orang-Orang Yang Kalah. Jakarta: Yayasan Obor.
Scott, J. C. (2019). Moral Ekonomi Petani Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES.
Sekarwati, S. (2019, November 28). Tempo.Co. Dipetik Desember 6, 2019, dari Unjuk Rasa Petani di Prancis Gagal Bertemu Presiden Macron : https://dunia.tempo.co/read/1277666/unjuk-rasa-petani-di-prancis-gagal-bertemu-presiden-macron/full&view=ok
Sitoumorang, A. W. (2013). Gerakan Sosial: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sjamsuddin, H. (2001). Pegustian dan Temenggung, Akar Sosial, Politik, Etnis, dan Dinasti. Perlawanan di Kalimantan Selatan dan Tengah 1859-1906. Jakarta: Balai Pustaka.
Soehada, M. (2018). Dalam Rengkuhan Diyang Penambi Aruh dan Peladang Loksado dala Arus Perubahan. Yogyakarta: SUKA-Press dan Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Suharko. (2006). Gerakan Sosial Baru di Indonesia: Repertoar Gerakan Petani. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 10, 1-34.
Tsing, A. L. (1998). Di Bawah Bayang-Bayang Ratu Intan Proses Marginalisasi Pada Masyarakat Terasing. Jakarta: Yayasan Obor.
White, B. (2017). UU Nomor 6 Tahun 2004 tentang Desa: Pertarungan Visi dan Wacana dalam Penelitian Kebijakan. Wacana Jurnal Transformasi Sosial, 15-28.
Zakaria, R. Y. (2018). Etnografi Tanah Adat Konsep-konsep Dasar dan Pedoman Kajian Lapangan. Bandung: Agrarian Resources Center (ARC).
Zakaria, R. Y., Pradipto, R., Iswari, P., & Wibisana, P. S. (2017). Laporan Final Studi Biaya Konflik Tanah dan Sumber Daya Alam dari Perspektif Masyarakat. Yogyakarta: Conflict Resolution Unit, ibcsd, Karsa, Ukaid.
Zakaria, Y. (2018). Paradoks Perlawanan Petani (Land Reform dari Bawah dan Partisipasi Petani di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.